Orang Tua Perlu Waspada Penularan COVID-19 pada Anak

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi protokol kesehatan yang diterapkan oleh orang tua kepada anak

Seperti dikutip Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 02 Mei 2021, Dokter Spesialis Anak, dr. Andreas menjelaskan jika potensi penularan disebabkan karena terpapar secara terus menerus dengan orang yang sering keluar rumah.

Selama orang tersebut ikut andil dalam kerumunan, tetap akan berpotensi menularkan virus corona.

Sehingga potensi penularan antara orang dewasa maupun anak-anak tetap sama-sama berpotensi dan tidak ada perbedaan.

Untuk kasus corona pada anak tidak sedikit.

Ilustrasi seorang gadis terkena covid-19 (Pixabay.com)

Semakin lama semakin naik.

Dari awalnya 2%, 3%, 4%, 5% hingga kini menjadi 8%.

Angka tersebut tertinggi se-Asia Pasifik.

Klasifikasi terpapar virus corona mulai dari tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang, gejala berat, hingga gejala kritis.

Apabila gejala ringan atau tanpa gejala, tidak ada treatment apapun. Kecuali pemberian vitamin C dan zinc.

Namun, untuk gejala sedang, berat, hingga kritis ada terapi tambahan lain seperti antibiotik.

Jika kondisinya berat akan ada anti virus yang spesifik.

Baca juga: Dok, Apakah Normal jika Sering Sariawan saat Merasa Lelah?

Baca juga: Terdapat Kista di Sebelah Kanan dan Kiri, Apakah Berbahaya Dok?

Hal ini sudah diatur dalam pedoman tata laksana COVID-19 pada anak.

Meskipun protokol yang sudah bagus tidak menjamin penularan apabila ada salah satu dari anggota keluarga yang masih sering keluar rumah.

Sebisa mungkin keluarga inti yang tidak serumah dihimbau untuk tidak saling berkunjung terlebih dahulu.

Karena tentunya selama perjalanan bertemu dengan orang-orang yang belum diketahui riwayatnya.

"Jadi yang paling benar memang stay at home ya stay at home, bukan bertemu dengan orang lain," ujar dr. Andreas.

Kondisi ini mengakibatkan meningkatnya klaster keluarga.

Screening dapat dilakukan pada usia berapun selagi memiliki riwayat kontak dengan orang yang terpapar.

Jika tidak ada gejala maupun kontak dengan orang yang terpapar tidak perlu di screening.

Perlakuan yang dapat dilakukan oleh tenaga medis adalah melakukan swab.

Ilustrasi protokol kesehatan Covid-19 dalam penggunaan masker pada anak-anak (Pixabay)
Halaman
123