lihat foto
TRIBUNHEALTH.COM – Perilaku self harm seringkali dilakukan oleh remaja hingga dewasa muda.
Ada beberapa faktor yang mendorong mereka melakukan self harm, yaitu:
1. Sulit mengekspresikan emosi dan perasaan
2. Tidak memiliki solusi terhadap rasa kesepian, diabaikan, serta kebingungan yang dimiliki
3. Tidak tahu cara meluapkan rasa trauma, sakit dan tekanan psikologis
Baca juga: dr. Devie Jelaskan Obat yang Bisa Disediakan di Rumah sebagai Pertolongan Pertama ketika Anak Sakit
Baca juga: drg. Anastasia Sampaikan Penanganan Lebih Lanjut dari Dokter Gigi untuk Mengatasi Erosi Gigi
Pada umumnya, sekali melakukan self harm akan membuat para pelakunya menjadi kecanduan.
Untuk mengetahui solusi dan tips dalam menangani masalah psikologis, kita bisa bertanya langsung dengan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi.
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. merupakan seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. memiliki sebuah yayasan bernama Praktek Psikolog Indonesia.
Yayasannya kini tersebar di berbagai wilayah.
Seperti Bintaro, Rawamangun, Tangerang Selatan, Cileungsi, dan Semarang.
Baca juga: Meski Alami Kesulitan Belajar, Orangtua dan Guru Harus Menerima demi Perkembangan Psikologis Anak
Baca juga: Jangan Asal Pasang, Dokter Ingatkan Behel Gigi merupakan Perawatan Orthodonti yang Sangat Kompleks
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. juga merupakan psikolog di www.praktekpsikolog.com
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. akan menjawab berbagai pertanyaan terkait masalah psikologis sebagai berikut.
Pertanyaan:
Self harm dikenal sebagai tindakan menyakiti diri sendiri.
Sebenarnya apabila dilihat dari sisi psikologisnya, apa saja faktor pemicu seseorang melakukan tindakan ini?
Trisna, Tinggal di Lamongan.
Ahli Psikolog, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. Menjawab:
Yang jelas yang memicu hal ini adalah tekanan hidup dan keterampilan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Baca juga: Karang Gigi Sebabkan Gigi Rapuh, Goyang dan Mudah Lepas, drg. Eagi Galuh Paparkan Alasannya
Baca juga: Tanda-tanda Karang Gigi Harus Segera Dibersihkan, Timbulnya Bau Mulut hingga Gusi Berdarah
Jadi tekanan-tekanan kehidupan ini tidak bisa menghadapi, tidak bisa memecahkan masalah, tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, merasa bersalah yang berlebih, merasa dilecehkan, merasa di bully, hingga merasa direndahkan.
Sehingga dia merasa dirinya kurang berguna.
Sangking sakitnya hatinya, sehingga seolah-olah ketika menyakiti diri sendiri jadi seperti tidak terasa sakitnya.
Hal ini karena hatinya jauh lebih sakit daripada sayatan tangan.
Baca juga: Kemenkes Izinkan Pemberian Vaksin Booster Kedua pada Lansia, Berikut Jenis Vaksin yang Disetujui
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.
