TRIBUNHEALTH.COM - Pasien yang mengalami gangguan prostat akan mengeluhkan gangguan berkemih.
Pembesaran prostat bisa dikarenakan terjadinya peradangan atau pembesaran ganas, bahkan pembesaran yang menyebabkan sel-sel menjadi banyak seperti BPH.
Apapun penyebabnya pembesaran tersebut, saluran yang seharusnya dilewati lancar oleh urine terjadi penyumbatan.
Jika terdapat hambatan-hambatan pada saluran urine, tentu pasien akan sudah buang air kecil dan akan mengedan karena perlu tenaga ekstra dari otot-otot perut agar kandung kemih bisa memeras urine dari tahanan yang besar.

Baca juga: 5 Gejala Utama Kanker Prostat: Disfungsi Ereksi Mendadak hingga Sensasi Terbakar saat Ejakulasi
Karena saat mengedan pasien akan memberikan tekanan, maka urine akan terputus-putus, pancaran tidak kuat dan saat berkemih membutuhkan waktu yang lama.
Selain itu, pasien akan mengalami buang air kecil yang lama dan merasa tidak puas setelah buang air kecil karena tidak bisa menghabiskan secara baik urine yang ada pada kandung kemih.
Dikarenakan urine tidak habis, maka pasien tidak merasa puas setelah buang air kecil.
Karena urine masih sisa banyak di kandung kemih, maka pasien akan sering merasa ingin buang air kecil.
dr. Rizki M. Ihsan menyampaikan bahwa beberapa pasien mengalami frekuensi urine yang sangat banyak dan disebut dengan Nokturia.
Baca juga: Apakah Pria Usia Diatas 60 Tahun yang Mengalami Gejala Prostat akan Merasakan Sakit?
Nokturia ialah frekuensi buang air kecil yang berlebihan pada malam hari.
Ketika pasien tertidur dimalam hari akan selalu terbangun karena ingin buang air kecil.
Jika mengalami gangguan berkemih, maka perlu diwaspadai adanya gangguan pada prostat.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan dr. Rizki Muhammad Ihsan, Sp.U. Seorang dokter spesialis urologi dari RS Nirmala Suri Sukoharjo.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)