TRIBUNHEALTH.COM - Pada beberapa orang ada yang mengunyah dengan satu sisi saja.
Tanpa disadari bahwa kebiasaan mengunyah dengan posisi satu sisi ternyata memiliki dampak yang tidak baik untuk kesehatan gigi dan mulut.
Padahal idealnya kita memiliki dua sisi rahang, yaitu sisi kiri dan sisi kanan.
Sebenarnya kedua sisi tersebut harus digunakan, tetapi karena satu ataupun lain hal seperti kondisi gigi berlubang.
Misalkan pada satu sisi rahang terdapat gigi yang berlubang terasa sakit sehingga tidak bisa digunakan untuk mengunyah makanan.

Baca juga: Dr. drg. Eddy Heriyanto Sp.Ort (K) Jelaskan Penyebab Timbulnya Bintik Putih pada Lidah
Selain itu, misalkan pada anak-anak yang mengalami masa pertumbuhan gigi dari gigi sulung ke gigi tetap.
Pada masa pertumbuhan gigi yang terjadi ialah gigi sulung mengalami goyang dan anak cenderung merasa sakit sehingga malas untuk mengunyah di area gigi yang sakit.
Sehingga proses pengunyahan dialihkanklah ke sisi yang tidak sakit dan lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan.
Mengunyah dengan satu sisi secara terus menerus, sebenarnya akan menimbulkan dampak buruk.
Ada beberapa yang mengatakan bahwa mengunyah daengan satu sisi dapat mengakibatkan bentuk wajah yang asimetris atau tidak simetris.
Baca juga: Pahami Urutan Skin Care Routine Pagi dan Malam Hari yang Disampaikan dr. Nadia Meutia, Sp.DV
Bentuk wajah menjadi tidak asimetris merupakan dampak jangka panjang yang bisa diakibatkan oleh pengunyahan dengan satu sisi.
drg. Megananda menyampaikan bahwa wajah menjadi asimetris akibat pengunyahan satu sisi karena otot-otot pengunyahan yang aktif hanya berada pada sisi yang sering digunakan untuk mengunyah.
Sering mengunyah dengan satu posisi dapat menyebabkan otot wajah satu sisi terjadi penebalan dan membesar.
Tetapi sebetulnya terdapat dampak langsung akibat kebiasaan mengunyah dengan satu sisi yang tidak disadari oleh masayarakat umum adalah berdampak pada gigi dan jaringan pendukung gigi.
drg. Megananda menyampaikan, awal mula terjadinya kalkulus adalah lapiasan lunak yang selalu terbentuk pada gigi sesudah makan sehari-hari.
Baca juga: Selain Rutin Menggunakan Basic Skincare, Eksfoliasi Berperan Penting untuk Mendapatkan Kulit Glowing
Pada gigi tersebut terdapat lapisan lunak yang bernama plak.
Plak adalah endapan lemak yang melekat pada permukaan gigi setiap kali kita mengonsumsi makanan.
Oleh karena itu kita memiliki kewajiban untuk menyikat gigi minimal 2 kali dalam sehari.
Pada hakekatnya tujuan menggosok gigi adalah menghilangkan plak yang menempel pada permukaan gigi tersebut.
drg. Megananda mengatakan bahwa plak merupakan biangkerok atau penyebab masalah yang ada didalam rongga mulut karena didalam plak berisi jutaan bakteri.
Baca juga: Kenali Sindroma Jantung pada Atlet, Ini Penjelasan dr. Renan Sukmawan, Sp. JP(K)
Aktivitas bakteri yang berada di dalam plak bisa menyebabkan terjadinya gigi berlubang dan penyakit gusi.
Meskipun sudah menggosok gigi dua kali dalam sehari, harusnya plak yang menempel pada gigi tersebut hilang, ternyata terdapat beberapa bagian pada gigi yang tidak tergosok.
Plak pada gigi yang tidak tergosok lama kelamaan akan menjadi tempat endapan ion-ion yang berasal dari air liur dan disebut dengan plak tereminelarisasi.
Ion kalsium dan fosfat dari air liur mengendap menjadi kristal kalsium fosfat, akhirnya plak tersebut menjadi mengeras.
Sehingga kejadian tersebut menimbulkan kalkulus.
Seringkali masyarakat awam menyebutnya karang gigi karena beentuknya kasar.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Jabar bersama dengan drg. Megananda Hiranya Putri, M.Kes. Rabu (30/3/2022)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)