TRIBUNHEALTH.COM - Semua orang bisa mengalami hipertensi.
Hipertensi terjadi dikarenakan kekakuan pada pembuluh darah.
Hipertensi merupakan istilah medis yang artinya tekanan darah tinggi.
Jenis hipertensi dibagi menjadi 2, yakni hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer yakni, hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya tetapi sebagian besar terjadi karena kekakuan pembuluh darah dan sebagainnya.
Pada hipertensi sekunder dikarenakan adanya penyakit yang mendasarinya seperti kelainan ginjal, kelainan hormon, dan sebagainya.

Baca juga: drg. R.Ngt. Anastasia Ririen: Segera Lakukan Perawatan pada Saluran Akar Gigi yang Mengalami Anomali
Semua usia bisa beresiko terkena hipertensi.
Saat bertambah usia dan dikarenakan pembuluh darah kaku maka beresiko terjadi hipertensi.
Semakin bertambah usia semakin beresiko terkena hipertensi karena pembuluh darah kaku maka tekanan di pembuluh darah akan meningkat.
Biasanya sering terjadi pada seseorang yang berusia diatas 45 tahun.
Laki-laki lebih rentan mengalami hipertensi karena permasalahan hormonal.
Perempuan sedikit yang mengalami hipertensi, apabila kejadiannya sebelum menopause.
Baca juga: Pentingnya Melakukan Perawatan Gigi pada Ibu Hamil, Berikut Anjuran drg. R. Ngt. Anastasia Ririen
Setelah perempuan mengalami menopause, maka tidak ada lagi perlindungan dari hormon esterogen.
Maka, kejadian perempuan setelah mengalami menopause akan sama dengan laki-laki.
Seseorang yang memiliki riwayat keluarga penderita hipertensi, maka bisa terkena hipertensi.
Hipertensi lebih sering terjadi pada orang yang obesitas, dan life style buruk.
Banyak yang mengira bahwa pusing dan sakitnya tengkuk kepala adalah gejala dari hipertensi.
Padahal terjadinya hipertensi tidak bergejala.
Baca juga: dr. Ekawaty Yasinta Larope Sebut Alergi pada Anak Bisa Dicegah Sejak Masa Kehamilan
Hipertensi sering terjadi tiba-tiba dan bisa mengakibatkan stroke.
Kita tidak bisa mengetahui bahwa menderita hipertensi hanya dengan melihat dari gejala saja.
Untuk mengetahui apakah menderita hipertensi, harus rutin mengukur tekanan darah.
Jika tidak ada faktor resiko dari keluarga yang menderita hipertensi, life style bagus mungkin pengecekan tekanan darah bisa dilakukan setahun sekali.
Apabila usia semakin bertambah, dan di atas 45 tahun bisa dilakukan pengecekan tekanan darah selama 6 bulan sekali.
Baca juga: Bahaya yang Ditimbulkan Akibat Tes Swab Mandiri Cukup Banyak, Bisa Sebabkan Kondisi Kegawatdaruratan
Tetapi jika memiliki penyakit hipertensi dan mulai obesitas, bisa melakukan pengecekan tekanan darah lebih selama 1 bulan sekali atau 3 bulan sekali.
Begitu terdiagnosis hipertensi, maka harus lebih sering melakukan pengecekan tekanan darah.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan dr. Ni Made Hustrini, Sp.PD-KGH. Seorang dokter spesialis penyakit dalam, konsultan ginjal hipertensi. Kamis (18/3/2021).
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)