TRIBUNHEALTH.COM - Semua orang bisa beresiko terkena hipertensi.
Hipertensi terjadi dikarenakan kekakuan pada pembuluh darah.
Jenis hipertensi dibagi menjadi 2, yakni hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer yakni, hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya tetapi sebagian besar terjadi karena kekakuan pembuluh darah dan sebagainnya.
Pada hipertensi sekunder dikarenakan adanya penyakit yang mendasarinya seperti kelainan ginjal, kelainan hormon, dan sebagainya.
Saat bertambah usia dan dikarenakan pembuluh darah kaku maka beresiko terjadi hpertensi.

Baca juga: dr. Arini Widodo, Sp.KK Sebut Penanganan Vitiligo Tergantung dari Derajat Vitiligonya
Semakin bertambah usia semakin beresiko terkena hipertensi karena pembuluh darah kaku maka tekanan dipembuluh darah akan meningkat.
Biasanya sering terjadi pada seseorang yang berusia diatas 45 tahun.
Laki-laki lebih rentan mengalami hipertensi karena permasalahan hormonal.
Perempuan sedikit yang mengalami hipertensi, apabila kejadiannya sebelum menopause.
Setelah perempuan mengalami menopause, maka tidak ada lagi perlindungan dari hormon esterogen.
Maka, kejadian perempuan setelah mengalami menopause akan sama dengan laki-laki.
Seseorang yang memiliki riwayat keluarga penderita hipertensi, maka bisa terkena hipertensi.
Baca juga: Tak Perlu Cemas, Terlambat Vaksin Covid-19 Dosis Kedua Tak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin
Hipertensi lebih sering terjadi pada orang yang obesitas, sedentery life style.
Banyak yang mengira bahwa pusing dan sakitnya tengkuk kepala adalah gejala dari hipertensi.
Padahal terjadinya hipertensi tidak bergejala.
Hipertensi sering terjadi tiba-tiba dan bisa mengakibatkan stroke.
Kita tidak bisa mengetahui bahwa menderita hipertensi hanya dengan melihat dari gejala saja.
Untuk mengetahui apakah menderita hipertensi, harus rutin mengukur tekanan darah.
Belum diketahui apakah pandemi dapat memicu kejadian hipertensi lebih banyak lagi.
Baca juga: Muntah Darah Termasuk Masalah Serius, NHS Inggris Sarankan Segera Periksa ke Dokter
Jika tidak ada faktor resiko dari keluarga yang menderita hipertensi, life style bagus munkin pengecekan tekanan darah bisa dilakukan setahun sekali.
Apabila usia semakin bertambah, dan diatas 45 tahun bisa dilakukan pengecekan tekanan darah selama 6 bulan sekali.
Tetapi jika memiliki penyakit hipertensi dan mulai obesitas, bisa melakukan pengecekan tekanan darah lebih selama 1 bulan sekali atau 3 bulan sekali.
Begitu terdiagnosis hipertensi, maka harus lebih sering melakukan pengecekan tekanan darah.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan dr. Ni Made Hustrini. Seorang dokter spesialis penykit dalam, konsultan ginjal hipertensi. Kamis (18/3/2021).
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)