TRIBUNHEALTH.COM - Pencegahan dan pengobatan social anxiety disorder bisa dilakukan kapan saja.
Jika rasa keraguan, kecemasan, dan kemaluan menghambat performance dan aktivitas kita, tidak ada salahnya konsultasi sebelum berlangsung lebih lama dan membuat dampak lebih lanjut.
Lebih baik mencegah daripada mengobati.
Baca juga: Memahami Perbedaan MPASI Tunggal dan 4 Bintang yang Diberikan pada Anak, Begini Penjelasan Dokter
Dilansir oleh Tribunhealth.com, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Sylvana Evawani terkait dampak gangguan kecemasan sosial, dalam tayangan YouTube KOMPASTV program AYO SEHAT edisi 09 Juli 2021.
Dengan fenomena pandemi terutama kasus positif corona meningkat dan sejak pandemi dimulai, risiko tidak sampai gangguan namun mengalami risiko yang berlebihan risikonya sampai 4 kali lipat.

Mungkin saja yang tadinya tidak memiliki gangguan kecemasan berlebihan sekarang mulai kearah tersebut.
Dan termasuk orang-orang yang sudah mengalami gangguan kecemasan sebelumnya bisa berisiko terjadi peninggakatan.
Ataupun yang tadinya sudah mulai tenang, bisa muncul kembali gangguan kecemasannya.
Kondisi ini bisa berkaitan dengan imun seseorang.
Artinya jika kita dalam keadaan cemas, saraf yang teraktivasi adalah saraf yang membuat kita berjaga-jaga.
Jadi kita benar-benar dalam keadaan stres.
Kita sudah tahu jika stres salah satu dari faktor risiko terjadinya gangguan-gangguan seperti metabolik, pembuluh darah, dan lainnya.
Baca juga: Dokter Jelaskan Aturan Pemberian MPASI yang Sesuai dengan Kebutuhan Anak
Karena ketika kita berada dalam keadaan stres yang berkepanjangan, misalkan kita cemas yang tidak dikelola akan mengeluarkan hormon-hormon yang akan mengaktifkan peradangan-peradangan di berbagai tempat.
Sehingga memudahkan kita untuk seseorang mengalami penurunan imunitas.
Hal ini menjadi salah satu faktor yang membuat imunitas menurun.
Kalau dikaitkan dengan pandemi sekarang bisa menjadi faktor risiko bahwa kita menjadi lebih mudah untuk mendapatkan infeksi.
Perasaan cemas adalah salah satu komponen emosi.
Artinya kecemasan memang sesuatu yang wajar.
Terutama dalam situasi pandemi saat ini.

Kita akan merasa cemas akibat suatu ancaman.
Sampai batas kondisi ini mengganggu.
Artinya kecemasan mungkin membuat kita terfokus di satu titik.
Membuat kita tidak mau keluar rumah.
Tidak mau melakukan apapun.
Sehingga menjadi berlebihan.
Kecemasan diperbolehkan, namun kita bisa belajar untuk mengontrol perasaan tersebut.
Baca juga: Alami Gejala Carpal Tunnel Syndrome? Dokter Anjurkan Lakukan Cara ini
Penjelasan Dokter Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Sylvana Evawani dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program AYO SEHAT edisi 09 Juli 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.