Usai Kontak dengan Penderita TBC, Apakah Bisa Menularkan pada Anak? Ini Jawaban dr. Hendra Sp.A

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi seorang anak yang mengalami penyakit TBC

TRIBUNHEALTH.COM -  WHO  menyatakan bahwa TBC tergolong penyakit serius.

TBC bukan penyakit yang bisa disepelekan, karena bisa membahayakan nyawa penderitanya.

Baik orangtua maupun anak-anak, sama-sama berisiko mengalami TBC.

Anak-anak bisa tertular penyakit TBC jika menghirup udara yang sudah terkontaminasi oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. 

Dampak TBC sangat serius, penting bagi para orang tua untuk memahami seperti apa penyebab, gejala, dan penanganan yang tepat. 

Gejala TBC pada anak, biasanya 2 minggu sudah terlihat. 

Sedangkan TBC pada orang dewasa, baru terlihat dalam rentang waktu berbulan-bulan hingga tahunan. 

ilustrasi anak yang mengalami penyakit TBC (freepik/garakta_studio)

Baca juga: Perbedaan TBC pada Anak dan Orang Dewasa, Kenali Gejalanya

Jika seseorang usai kontak dengan penderita TBC dan kemudian kontak dengan anak-anak, apakah anak tersebut bisa tertular penyakit TBC? 

Dokter spesialis anak, dr. Hendra Wardhana menyampaikan tanggapannya melalui tayangan YouTube TribunHealth mengenai  TBC pada anak. 

Tentu para orangtua merasa khawatir mengenai penyakit TBC yang terjangkit pada anak. 

Bahkan, banyak yang ingin mengetahui jika orangtua usia kontak dengan penderita TBC, apakah bisa menularkan pada anak. 

dr. Hendra menuturkan jika memang mengalami penyakit TBC, maka anak bisa saja tertular. 

Bahkan, yang awalnya sudah sembuh dari TBC pun bisa saja tertular.

"Misalkan amita-amit memang ada, ya bisa aja terlular," kata dr. Hendra. 

Baca juga: Bagaimana Penanganan Pasca Pengobatan TBC pada Anak? dr. Hendra Wardhana Sp. A Jelaskan Ini

"Yang tadinya sudah pernah TB 'dok yang sudah pernah kena TB, bisa kena TB lagi gak? Ya bisa-bisa aja." 

Kata dr. Hendra, TBC sifatnya ditularkan bukan diturunkan. 

Ia pun juga kerap mengedukasi pada pasiennya untuk screening anggota keluarga satu rumah, apakah ada yang menderita penyakit TBC. 

Bila memang ada, maka rantai penularannya harus segera diputus. 

"Istilahnya, TB itu sifatnya ditularkan, bukan diturunkan," lanjutnya. 

"Saya selalu mengedukasi dari pasien saya, dari lingkungan terdekat nya dulu yakni satu rumah siapa yang menularkan sampai terkena TB, sebaiknya dilakukan screening terlebih dahulu, sehingga kita bisa memutus rantai TB." 

Halaman
123