TRIBUNHEALTH.COM - Secara umum, buah merupakan makanan yang sangat bergizi dan direkomendasikan untuk dimakan harian.
Kendati demikian, orang dengan kondisi tertentu seperti diabetes perlu memperhatikan dengan baik buah yang mereka pilih.
Pasalnya beberapa buah dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah, terlebih lagi jika dikonsumsi berlebihan.
Satu di antara buah yang perlu diwaspadai adalah nanas.
Berikut ini alasan penderita diabetes sebaiknya menghindari konsumsi nanas.
Baca juga: 4 Khasiat Rebusan Sirih Merah untuk Diabetes, Stabilkan Gula Darah hingga Menyembuhkan Luka
Indeks glikemik tinggi
Kompas.com melansir, secangkir potongan nanas dengan berat 5,5 gram memiliki indeks glikemik 76.
Menurut alodokter, indeks glikemik lebih dari 70 tergolong tinggi.
Artinya, mengonsumsi nanas dalam jumlah tertentu akan langsung berefek pada kadar gula darah.
Lonjakan kadar gula darah
Dikutip Kompas.com dari laman Stylecraze, lonjakan kadar gula darah menjadi salah satu bahaya konsumsi nanas berlebihan.
Makan buah nanas dapat meningkatkan kadar gula darah pada individu yang rentan, bahkan berpotensi menimbulkan komplikasi jika tidak segera ditangani.
Ini diasebabkan oleh kandungan glukosa dan gula sukrosa pada nanas.
Apa lagi buah ini juga mengandung karbohidrat yang dapat memicu kadar gula darah.
Baca juga: Penderita Diabetes Jangan Lewatkan 5 Menu Ini Saat Sahur dan Buka Puasa: Kunci Gula Darah Stabil
Kerusakan Gigi
Bahaya buah nanas selanjutnya, yakni mampu menyebabkan kerusakan gigi.
Ini berlaku jika nanas dikonsumsi secara berlebihan.
Rasa asam pada buah ini dapat merusak enamel gigi atau lapisan keras terluar pada gigi.
Kerusakan enamel dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan gigi berlubang, salah satu kondisi menuju masalah kesehatan lain yang lebih kronis.
Interaksi dengan obat
Jika dikonsumsi bersama obat-obat tertentu, nanas berpotensi mengganggu atau memicu interaksi.
Interaksi ini bisa menyebabkan efek yang tidak diinginkan.
Sebut saja kandungan bromelain dalam nanas meningkatkan penyerapan antibiotik tertentu, seperti amoksisilin dan tetrasiklin.
Dampak seperti ini bisa memicu beberapa efek samping pada sebagian individu.
(TribunHealth.com)