3 Strategi Pengobatan Tetanus yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Terjadinya Keparahan

Penulis: Irma Rahmasari
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi pengobatan pada penderita tetanus

TRIBUNHEALTH.COM - dr. Muhammad Rizki Darmawan paparkan strategi pengobatan pada tetanus dengan tiga strategi berikut.

Tetanus sendiri merupakan penyakit serius yang terjadi pada sistem saraf. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri penghasil racun.

Gejala dari tetanus seperti kontraksi otot, terutama pada bagian otot rahang dan leher.

Menurut penjelasan dr. Rizki Darmawan, periodik munculnya gejala tetanus pada masing-masing orang akan berbeda-beda dan tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya.

Baca juga: dr. Rizki Darmawan Sebut Gejala Tetanus Dibedakan Menjadi Dua Jenis, Apa Saja?

Apabila sudah terjadi gejala yang berat, maka penanganannya jauh lebih sulit, kemudian tingkat ancamannya jauh lebih besar.

Karena sangat berbahaya, maka lebih baik mencegah daripada mengobati tetanus pada kondisi berat.

Hal tersebut disampaikan oleh dr. Muhammad Rizki Darmawan dalam tayangan YouTube Tribun Health yang dilansir TribunHealth.

Ilustrasi seseorang yang mengalami tetanus akibat luka yang kotor (freepik.com)

Baca juga: Tak Selalu Disebabkan Karena Tusukan Paku, dr. Rizki Paparkan Proses Terjadinya Tetanus

Tata Laksana atau Pengobatan Tetanus

Lebih lanjut dr. Rizki Darmawan menjelaskan mengenai tata laksana atau pengobatan penyakit tetanus.

Dalam tata laksana atau pengobatan tetanus ini terdapat tiga strategi pengobatan yang dapat diterapkan.

1. Membuang sumber bakteri

Membuang sumber bakteri merupakan tindakan pencegahan dengan cara pembersihan luka.

Menurut dr. Rizki Darmawan, pembersihan luka yang paling baik adalah dengan menggunakan air mengalir.

Jauh lebih baik lagi, apabila untuk membersihkan luka tersebut dibawa ke fasilitas kesehatan, bertemu dengan dokter atau tenaga kesehatan, maka akan dilakukan pembersihan luka.

Pembersihan luka bertujuan untuk mengurangi masuknya bakteri, menyingkirkan debu, kotoran, karat dari besi, atau pun juga kotoran-kotoran hewan yang mungkin bisa masuk ke dalam luka tersebut.

"Kenapa disarankan menggunakan air mengalir? Karena untuk membuang banyaknya debu, banyaknya karat, atau banyaknya kotoran yang memungkinkan masuknya bakteri."

"Sehingga harus disingkirkan sebanyak mungkin, kalau bisa sebersih mungkin luka tersebut, sehingga tidak menjadi luka yang kotor," terang dr. Rizki Darmawan.

Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Tetanus, Infeksi Akut pada Luka yang Disampaikan oleh dr. Rizki Darmawan

2. Menetralkan racun

Tahap kedua, dr. Rizki Darmawan menyebutkan dengan cara menetralkan racun yang sudah masuk ke dalam tubuh.

Pasalnya, kita tidak akan tahu misalnya pada saat tertusuk paku, atau pada saat perlukaan, apakah bakteri tersebut sudah masuk atau belum, maka perlu melakukan penetralan toksin atau racun.

Halaman
12