TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Mata RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. Naziya, Sp.M menjelaskan mengenai kelainan refraksi pada anak.
Dirinya menyebut kelainan refraksi termasuk satu di antara sekian masalah mata yang banyak terjadi pada anak.
"Paling banyak sebenarnya kelainan refraksi," katanya, kepada TribunHealth.com dalam program Healthy Talk.
Kelainan refraksi pada anak antara lain rabun jauh, rabun dekat, dan juga mata silinder.
Rabun jauh dikenal sebagai miopia dalam dunia medis.
Baca juga: Diabetes Sebabkan Komplikasi pada Mata, Berisiko Sebabkan Kebutaan jika Tak Ditangani dengan Tepat
Nantinya, anak yang memiliki rabun jauh perlu menggunakan kacamata negatif atau minus.
"Nah itu nanti dibantu dengan lensa kacamata lensa yang series negatif atau minus," kata dr. Naziya.
"Yang kedua itu hipermetropia atau rabun dekat, nanti dibantu dengan lensa plus."
Kelainan refraksi yang ketiga adalah astigmatisme atau mata silinder.
Kondisi ini bisa dibantu dengan kacamata silinder.
Baca juga: 8 Arti Tangisan Bayi, Tak Cuma karena Lapar dan Ngompol, Bisa Jadi karena Ingin Dipeluk
Katarak bisa terjadi pada bayi
Katarak merupakan salah satu kondisi mata yang dikenal terjadi pada orang tua.
Namun apakah sebenarnya kondisi mata katarak bisa terjadi pada bayi juga?
Terkait hal ini, Dokter Spesialis Mata RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. Naziya, Sp.M, memberikan penjelasan.
Saat menjadi narasumber program Healthy Talk TribunHealth.com, dr. Naziya menjelaskan bahwa mata katarak juga bisa dialami oleh bayi.
"Bisa, jadi itu bisa muncul pada bayi," katanya.
Baca juga: dr. Zaidul Akbar Bagikan Tips Jaga Pencernaan dengan Konsumsi Jeruk Nipis Dicampur Bahan Ini
Dia menjelaskan, baik pada anak ataupun orang dewasa, ada kondisi tertentu yang bisa mengancam kebutaan.
Hanya saja, tantangan mengatasi masalah mata pada anak adalah harus sering kontrol ke dokter.
Pasalnya mata berperan penting dalam perkembangan dan masa depan anak ke depan.
"Orang tua harus lebih rajin kontrol atau rutin memeriksakan kondisi mata anaknya, karena prinsipnya kalau pada anak-anak itu, kalau secepat mungkin kita ketahui kelainannya, nanti progres perbaikannya akan lebih baik kedepannya," katanya.
"Karena yang kita pikirkan kan masa depannya, kan gitu, jadi mata itu untuk masa depannya."
Dapatkan produk kesehatan di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)