TRIBUNHEALTH.COM - Sebentar lagi umat muslim akan menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Saat puasa Ramadhan, Muslim tidak makan dan minum sejak imsak hingga masuk waktu magrib.
Rupanya, puasa memang memiliki efek positif untuk kesehatan.
Saat ini, beberapa ilmuwan juga merekomendasikan puasa untuk mendapatkan manfaat fisik dan mental, yang dikenal dengan diet puasa atau puasa intermitten.
Dilansir Tribunhealth.com dari Aljazeera, puasa intermitten hadir dalam beberapa variasi, ada yang mengharuskan tidak makan selama 12, 16, bahkan 24 jam sekaligus.
Para ahli juga menemukan bahwa membatasi asupan makanan di siang hari dapat membantu mencegah masalah kesehatan seperti kolesterol tinggi, penyakit jantung, dan obesitas, serta meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mental.
Dengan tidak mengonsumsi makanan apa pun, tubuh kita dapat berkonsentrasi untuk membuang racun, karena kita mengistirahatkan sistem pencernaan.
Baca juga: Bolehkah Menggunakan Obat Kumur saat Puasa untuk Menghilangkan Bau Mulut? drg. Munawir Menanggapi
Penjelasan ahli gizi
Ahli gizi Claire Mahy berbicara kepada Al Jazeera mengenai manfaat puasa.
“Puasa memungkinkan usus untuk membersihkan dan memperkuat lapisannya. Itu juga dapat merangsang proses yang disebut autophagy, di mana sel membersihkan diri dan menghilangkan partikel yang rusak dan berbahaya," paparnya, yang dirilis dalam berita Al Jazeera pada tahun 2020 silam.
Para ilmuwan juga telah mempelajari hubungan antara pola makan, kesehatan usus, dan kesejahteraan mental.
Seperti yang dijelaskan Michael Mosley, perilis film dokumenter TV Eat, Fast and Live Longer, puasa dapat menyebabkan pelepasan BDNF (faktor neurotropik turunan) di otak.
“Ini telah terbukti melindungi sel-sel otak dan dapat mengurangi depresi dan kecemasan, serta risiko demensia,” tambah Mosley.
Banyak orang yang menjalankan puasa juga menemukan bahwa jika dilakukan dengan benar, puasa membantu mereka menghilangkan lemak dan mendapatkan massa otot tanpa lemak.
(TribunHealth.com)