TRIBUNHEALTH.COM - Secara umum, pemeriksaan gula darah direkomendasikan bagi orang berusia 45 tahun ke atas, setidaknya setiap 3 tahun sekali.
Apalagi jika memiliki risiko diabetes, maka jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter sehingga bisa segera menjalani pemeriksaan.
dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM) menuturkan jika pemeriksaan gula darah puasa bisa dilakukan oleh semua orang.
Bahkan pada usia muda pun juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan ini.
Baca juga: Ini Solusi yang Bisa Dilakukan Orang Tua untuk Menghentikan Kebiasaan Buruk Anak Mengisap Jari
Baca juga: Memahami Perbedaan antara Perokok Aktif dan Perokok Pasif yang Sama-sama Berbahaya Bagi Kesehatan
Pernyataan ini disampaikan oleh dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM) yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jogja Official program Bincang Kesehatan edisi 15 November 2022.
Hal ini karena rupanya diabetes tidak hanya terjadi pada usia tua saja, kini pada usia muda bahkan anak-anak juga bisa mengalami diabetes.
"Nggak masalah, asalkan anaknya nggak takut jarum suntik ya," terang dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM).
"Karena diambil darahnya dan beberapa anak itu justru takut sama jarum suntiknya," sambung dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM).
"Jadi kalau di vaksin nggakpapa, tapi kalau diambil darah pinsan lemes. Padahal katanya nggak takut tapi lemes," tutur dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM).
"Jadi beda-beda setiap orang," ungkap dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM) dalam tayangan Bincang Kesehatan (15/11/2022).
Baca juga: Ketahui Zat-zat Berbahaya yang Terkandung dalam Batang Rokok, Begini Ulasan dr. Hendrastutik
Baca juga: Berikut Alat Ortodonti yang Dapat Membantu Menghilangkan Kebiasaan Buruk Mengisap Jari
"Karena kita gini prinsipnya, kalau tua itu pasti ya dari kodratnya. Tapi tua dan sehat adalah pilihan kita," pungkas dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM).
Memiliki tubuh sehat adalah pilihan setiap orang.
Menurut dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM), sebenarnya seseorang yang berenergi terlihat secara kasat mata.
"Kok lemes banget nggak kaya biasanya, kok beberapa bulan ini kerasa lemes ya. Itukan seharusnya awareness kita," ucap dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM).
"Mungkin depresi bisa, tapi depresi itupun penyakit dan kita harus ngobati," ulas dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM).
Hal ini karena mental health is a important seperti physical health.
Baca juga: Kenali Derajat Persebaran Infeksi Bakteri pada Organ Intim yang Harus Diwaspadai, Simak Kata Dokter
Baca juga: Penderita Diabetes Tipe 1 Akan Memerlukan Insulin Tambahan Seumur Hidupnya, Simak Kata dr. Theressia
"Apabila ada rekan yang mengingatkan untuk pemeriksaan laboratorium, itu bukan berarti julid. Tetapi kita ajak teman-teman dan orang-orang disekitar kita untuk lebih awarenes terhadap kesehatan," lanjut dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM).
"Kan mau to, tua bersama teman-teman," tambah dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM).
Baca juga: Jangan Menyimpan Sikat Gigi di Tempat yang Lembab, Begini Alasannya Menurut drg. Munawir H. Usman
Penjelasan dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jogja Official program Bincang Kesehatan edisi 15 November 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.