Deteksi Kesehatan Gigi dengan Rutin Melakukan Pemeriksaan Gigi 6 Bulan Sekali

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi pemeriksaan gigi dan mulut yang dilakukan oleh dokter

TRIBUNHEALTH.COM - Menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut tidak hanya dengan menyikat gigi secara rutin saja.

Rutin kontrol gigi minimal 6 bulan sekali perlu dilakukan.

Jika rutin kontrol gigi, banyak sekali manfaatnya selain mengetahui keadaan di dalam rongga mulut.

Kita bisa mendeteksi lebih awal adanya lubang pada gigi baik kecil maupun sedang.

Apabila lubang gigi bisa langsung ditambal, maka dokter akan melakukan penambalan.

Tetapi jika infeksi atau kerusakannya sudah semakin parah dan terjadi komplikasi, perawatan yang dilakukan harus perawatan saluran akar.

ilustrasi pemeriksaan gigi dan mulut yang dilakukan oleh dokter (nationalgeographic.grid.id)

Baca juga: Sederet Manfaat Kontrol Gigi Secara Rutin, Simak Penjelasan drg. Lina Nurdianty

Bahkan kondisi gigi yang sudah hancur sangat disayangkan karena harus dicabut.

Manfaat dari rutin kontrol gigi kita bisa menghemat tenaga, waktu dan biaya.

Karena kita lebih awal mendeteksi kelainan pada gigi.

Misalnya membersihkan karang gigi jika di awal dan karang gigi masih di bagian supragingiva atau atas gusi bisa dilakukan scaling saja.

Jika karang gigi sudah sampai jaringan periodontal atau bagian yang lebih dalam seperti subgingiva harus kembali ke dokter gigi untuk membersihkan akar gigi.

Perawatan akar gigi sampai selesai terdapat beberapa kali kunjungan ke dokter gigi.

Baca juga: Kenapa Gigi bisa Sakit, Apakah Karena Sarafnya Terganggu Ataukah Ada Faktor Lain?

Banyak sekali manfaatnya jika kita datang untuk kontrol ke dokter gigi, diantaranya yaitu :

- Bisa mengetahui keadaan gigi geligi

Apakah terdapat lubang gigi disleuruh permukaan gigi bisa diketahui.

- Mengetahui adanya radang gusi

- Mengetahui adanya kalkulus atau karang gigi

- Mengetahui sisa akar gigi

Sisa akar adalah gigi yang sudah rusak dan tinggal akarnya saja.

Baca juga: Karang Gigi Dapat Terjadi Mulai Usia 2 Tahun, Pentingnya Orangtua Berikan Edukasi Kebersihan Gigi

Perlu diketahui bahwa sisa akar bisa menjadi fokus infeksi seperti gusi bengkak dan kadang-kadang pasien tidak menyadari.

Seringkali pasien berpikiran "Aku baik-baik saja, tidak apa-apa", padahal akar gigi menjadi fokus infeksi.

drg. Lina Nurdianty mengatakan, sebenarnya sisa akar harus diambil atau dicabut.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Cirebon bersama dengan drg. Lina Nurdianty. Seorang dokter gigi.

(TribunHealth.com /Putri Pramesti Anggraini)