TRIBUNHEALTH.COM - Pernikahan dini dianggap dapat merugikan kaum hawa.
Psikolog, Irma Gustiana memaparkan jika banyak sekali kasus-kasus yang mengalami gangguan psikologis seperti baby blues, postpartum depression, serta para wanita kehilangan hak-haknya.
Dimana wanita kehilangan hak mengikuti pendidikan dan mendapatkan pekerjaan.
Kondisi ini dapat menghambat proses perkembangan dan pertumbuhan sebagai seorang wanita yang berdaya.
Sehingga pada beberapa kasus akhirnya mengalami kesulitan untuk bisa mengembangkan diri.
Pernyataan ini disampaikan oleh Psikolog, Irma Gustiana dan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Ni Komang Yeni dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat.
Baca juga: Jangan Salah Pahami Fungsi Behel Gigi, Ini Sebenarnya Kegunaan Utamanya menurut drg. Rahmat Juliadi
Baca juga: Behel Gigi untuk Fashion Bisa Berdampak Buruk pada Kesehatan Gigi, Ini Kata drg. H. Rahmat Juliadi
Ketika perempuan tidak bisa mengaktualisasikan diri, maka akan memberikan dampak ke hal-hal lainnya.
Pada akhirnya ia bisa saja melakukan kekerasan kepada anaknya.
Hal ini karena ia tidak siap secara mental untuk bisa mengasuh anak dan kemudian tidak adanya dukungan dari pasangan maupun pihak keluarga.
Kondisi inilah yang dapat merugikan pada wanita saat menjalankan pernikahan dini.
Psikolog, Irma Gustiana mengatakan jika banyak sekali remaja yang meminta dispensasi untuk menikah di masa pandemi ini.
Lantaran pada masa pandemi remaja minim aktivitas, tidak memiliki kegiatan apapun sehingga memicu terjadinya kehamilan di luar nikah.
Mayarakat dan orang tua perlu memberikan edukasi yang tepat terhadap anak-anak.
Baik edukasi seksual dan kesehatan reproduksi serta mengarahkan anak pada berbagai aktivitas yang membuat anak tidak fokus pada hal-hal yang tidak diharapkan.
Ironisnya, angka pernikahan dini selama masa pandemi kian meroket.
Hal ini terjadi lantaran anak memiliki aktivitas yang sedikit hingga tidak memiliki kegiatan apapun sehingga memicu terjadinya kehamilan di luar nikah.
Peran masyarakat dan orang tua sangat penting dalam memberikan edukasi yang tepat terhadap anak-anak.
Baca juga: Tak Asal Sebut, Ini Pengukuran Perut Buncit yang Sesungguhnya menurut Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar
Baca juga: Abses Gigi yang Diabaikan Menyebabkan Nanah Semakin Menumpuk hingga Bisa Sebabkan Komplikasi
Baik edukasi seksual dan kesehatan reproduksi serta mengarahkan anak pada berbagai aktivitas yang membuat anak tidak fokus untuk melakukan hal-hal yang negatif.
Perlu diketahui jika pada usia remaja organ reproduksi wanita masih belum berkembang dengan sempurna.
Sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit-penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi.