Mengenal PCOS dan Tanda-tanda yang bisa Diketahui Sejak Dini

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi pcos

TRIBUNHEALTH.COM - Tentunya kita sudah tidak asing dengan PCOS yang hangat menjadi perbincangan.

PCOS atau polycystic ovarian syndrome merupakan suatu kondisi dimana folikel-folikel sel telur tidak berkembang dengan baik.

Artinya, dalam setiap siklus menstruasi sel-sel folikel di dalam ovarium atau di dalam sel telur seorang wanita akan mengalami perubahan.

Pada saat siklus menstruasi berjalan, menjelang masa subur terdapat folikel yang akan membesar dimana folikel itu disebut dengan folikel dominan.

Folikel dominan pada saat masa subur diameternya bisa 1.8 sampai 2.5cm.

Ketika ovulasi atau masa subur, folikel tersebut akan pecah.

Jika sperma masuk ke folikel dominan, maka terjadilah pembuahan.

ilustrasi pcos (grid.id)

Baca juga: Tanda-tanda jika Wanita Mengalami PCOS, Ini Kata dr. Ronny Adrian Sp.OG

Pada PCO, folikel dominan tidak terbentuk dan berukuran kecil-kecil.

Apabila diibaratkan sebagai adonan donat, maka adonan tersebut bantat dan tidak melar.

Dikarenakan folikel berukuran kecil, maka ketika sperma masuk tidak bisa menemukan folikel yang matang atau folikel yang membesar.

Sehingga akan sulit untuk melakukan pembuahan.

PCO atau polycystic ovarian biasanya terjadi gangguan hormonal.

Tanda-tanda paling gampang atau mudah dikenali ialah menstruasi yang tidak teratur.

Bisa saja 2 bulan, 3 bulan bahkan 6 bulan tidak menstruasi, atau siklus mensnya berantakan sekali.

Baca juga: Waspada PCOS pada Wanita, Simak Penjelasan dr. Ronny Adrian, Sp.OG

Siklus menstruasi yang berantakan bisa saja dalam satu bulan mengalami menstruasi 2x dan lama.

Dari fisiknya bisa dikenali, rata-rata sering muncul jerawat di jidat dan tumbuh bulu-bulu halus di atas bibir, pada lengan, maupun pada betis.

Jika sudah terjadi sindrom atau PCOS biasanya berat badan penderita di atas normal BMI atau sedikit gemuk.

dr. Maria Ratna menyampaikan bahwa secara fisik penderita PCOS bisa dikenali.

Jika sudah ada gejala seperti yang disebutkan di atas, maka harus ditatalaksana dan harus dikonsultasikan dengan dokter untuk dikoreksi hormonalnya.

Sehingga bisa untuk mempersiapkan jika wanita tersebut sudah memasuki masa pernikahan dan sudah ingin memiliki keturunan.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews.com bersama dengan dr. Maria Ratna Andijani, Sp.OG, M.Med. Seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari RS St. Carolus Summarecon Serpong.

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)