TRIBUNHEALTH.COM - Dalam kondisi sehat tetapi mengalami anomali yang bersifat eksogen, yakni berasal dari lingkungan tempat tinggal.
Apabila tetap tinggal di lingkungan tersebut, otomatis hiperpigmentasi akan dialami kembali.
Kecuali pindah dari lingkungan tersebut dan dekat dengan pabrik dengan limbah berupa sesuatu yang bisa memberikan pewarnaan secara kimia yang bisa berpengaruh pada konsumsi air minum masyarakat sekiitar.
Termasuk bagaimana masyarakat menghirup udara yang sudah tercemar oleh material tersebut.
Masalah depigmentasi yang ditimbulkan karena lingkungan hanya bisa ditangani dengan pindah.
Baca juga: Cara Membersihkan Lidah yang Baik agar Tidak Timbul Masalah yang Serius
Apabila pemicunya adalah gigi preparasi yang menggunakan bahan logam alloy misalkan amalgam atau menggunakan crown yang didalamnya mengandung material logam alloy, solusinya ialah mengganti crown dengan material yang tidak menggunakan logam.
drg. Anastasia menyampaikan, perlu diketahui asal etiologisnya kejadian hiperpigmentasi tersebut.
Apabila sifatnya eksogen tentu idelanya menjadi lebih mudah, tetapi apabila endogen dan melibatkan penyakit sistemik tentu saja membutuhkan penanganan lebih komplex.
Sepanjang penyakit yang diderita belum pulih tentu saja kondisi hiperpigmentasi akan terus terjadi dan sulit disembuhkan.
Apabila tidak sangat terganggu, menurut drg. Anastasia sebaiknya diterima saja dan lebih baik disembuhkan penyakit umummnya saja.
Baca juga: Berikut Langkah Pencegahan untuk Mengurangi Peluang Kekambuhan Skizofrenia
Jika pemicunya faktor-faktor eksogen, sebaiknya menghindari atau dijauhi.
Karena apabila tidak dijauhi, maka akan kembali lagi.
drg. Anastasia mengatakan, apabila pemicunya karena hiperpigmentasi yang bisa dipicu intensitas melanogenesis yang juga dipicu oleh ras kita.
Semisal bagi kita yang kebetulan memiliki warna kulit lebih gelap dan berpanas-panasan tentu saja gusi kita akan mengalami pewarnaan melebihi dari genetik yang berkulit kuning ataupun putih.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews bersama dengan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati. Seorang dokter gigi.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)