Mengetahui Infertilitas atau Gangguan Kesuburan yang Perlu Diwaspadai Pasangan Suami Istri

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ekarista Rahmawati
ilustrasi infertilitas, dr. Maria Ratna Andijani, Sp. OG, M.Med paparkan definisi infertilitas

TRIBUNHEALTH.COM - Kehamilan merupakan salah satu kondisi yang digunakan untuk menggambarkan periode saat janin berkembang dalam rahim.

Umumnya proses kehamilan berlangsung selama 40 minggu atau lebih dari sembilan bulan.

Waktu tersebut dihitung dari periode menstruasi yang terakhir.

Salah satu hal yang memengaruhi terjadinya kehamilan adalah kondisi infertilitas.

Definisi infertilitas

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Maria Ratna Andijani, Sp. OG, M.Med menjelaskan jika infertilitas adalah suatu kondisi atau suatu keadaan yang dapat menyebabkan gangguan kesuburan.

Hal ini menandakan jika terdapat gangguan di sistem reproduksi.

Baca juga: Mengoptimalkan Skill atau Keterampilan Tertentu Sangat Berguna untuk Masa Depan Anak

ilustrasi pasangan yang mengalami infertilitas, dr. Maria Ratna Andijani, Sp. OG, M.Med sebut gangguan kesuburan (pixabay.com)

Baca juga: Begini Ciri-ciri Penderita Bipolar, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi: Tak Ada Halusinasi

Sehingga menyebabkan wanita menjadi sulit untuk hamil atau memiliki keturunan.

Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Maria Ratna Andijani, Sp. OG, M.Med yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 05 Juni 2022.

Berdasarkan penuturan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Maria Ratna Andijani, Sp. OG, M.Med infertilitas bisa terjadi pada pria maupun wanita.

"Ini bisa terjadi baik pada pria maupun wanita atau kedua-duanya, namanya juga pasangan ya," tuturnya.

"Kalau mau hamil itukan nggabisa cuman sendiri, pasti suatu kolaborasi antara suami dan istri. Jadi infertilitas itu bisa kena pada wanita, bisa terjadi pada pria, gitu," sambungnya.

"Kalau kita lihat sih sebetulnya secara natural itu sekitar 85-90% pasangan yang seksuali aktif, artinya tidak menggunakan kontrasepsi apa-apa dan frekuensi seksual kontak itu sekitar 3-4 kali per minggu itu 90% dalam waktu 1-5 tahun biasanya pasti hamil," ucapnya.

"Nah, kalau sampai dalam waktu lebih dari 1 tahun belum juga hamil, nah itu biasanya kita sebut itu ada kondisi infertilitas," lanjutnya.

Baca juga: Apa Boleh Pengguna Behel Melakukan Tindakan Laser Bibir? Begini Kata dr. Satya Perdana

ilustrasi pasangan yang melakukan konsultasi infertilitas, dr. Maria Ratna Andijani, Sp. OG, M.Med sebut perlu pemeriksaan (freepik.com)

Baca juga: Mengetahui Pengertian Bipolar Menurut Pemaparan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi

Sehingga diperlukan pemeriksaan atau perlu dilakukan eksplorasi apa saja yang terjadi di pihak perempuan maupun laki-laki.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Maria Ratna Andijani, Sp. OG, M.Med tegaskan jika kondisi pasangan tersebut harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Faktor-faktor yang menyebabkan kehamilan tertunda

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Maria Ratna Andijani, Sp. OG, M.Med mengatakan jika suatu kehamilan harus terdapat suatu komitmen dari kedua belah pihak, baik suami maupun istri.

Menurutnya, kesiapan mental sangatlah penting.

"Jadi kalau sudah siap dalam artian baik secara fisik maupun secara psikis, mentalnya juga harus sudah siap biasanya ada beberapa kondisi yang membuat si pasangan tersebut ingin menunda dahulu," kata dr. Maria Ratna Andijani, Sp. OG, M.Med.

Halaman
12