TRIBUNHEALTH.COM - Protokol terapi di bidang kedokteran pada pasien kolesterol setiap usia berbeda-beda.
"Ada yang protokol untuk anak-anak, ada yang untuk remaja, ada yang untuk dewasa muda dan orang tua," terang Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes, dr. Indra Wijaya.
Menurutnya tidak semua kolesterol harus diturunkan ke level normal.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes, dr. Indra Wijaya menambahkan jika tubuh memerlukan kolesterol.
"Otak kita kalau kita belajar, 99% itu fat atau lemat," pungkasnya.
Maka dari itu, perlunya hati-hati dalam melihat hasil pemeriksaan laboratorium.
Baca juga: dr. Henny Kartika Sp.OG Paparkan Waktu Penyembuhan yang Dibutuhkan Pasien setelah Eracs dan Caesar
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes, dr. Indra Wijaya yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 07 Mei 2022.
Baca juga: Ketahui Penyebab Seseorang Memiliki Warna Bibir Hitam, Begini Penjelasan dr. Satya Perdana
"Tidak semua di terapi sampai normal, ada batas dimana dokter akan memberikan obat jika itu memang terindikasi bahaya atau komplikasinya lebih tinggi efek samping dari kolesterolnya," sambungnya dalam tayangan Ayo Sehat (07/05/2022).
"Jadi range benefitnya harus ditimbang-timbang setiap usia," lanjutnya.
"Setiap usia dan riwayat keluarganya," tambahnya.
dr. Indra Wijaya mengatakan jika dokter memiliki pegangan siapa saja yang berisiko tinggi mengalami komplikasi seperti penyakit jantung dan stroke.
"Nah itu sejak usia dini pun sudah kita berikan, gitu," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes, dr. Indra Wijaya.
Berdasarkan penuturan dr. Indra Wijaya, kondisi ini akan di evaluasi oleh dokter lantaran terdapat skor untuk hasil pemeriksaannya.
Kini kondisi yang sering dialami oleh sebagian orang adalah ketika seseorang mengkonsumsi asupan pemicu kolesterol misalnya seperti udang yang sedikit saja maka langsung mengalami kenaikan kolesterol.
dr. Indra Wijaya menanggapi jika hal ini berkaitan dengan metabolisme masing-masing individu.
"Jadi ada yang metabolismenya bagus baik makanan manis maupun lemak cepat di netralisir oleh tubuh kita," ujarnya.
Baca juga: Ternyata Warna Bibir Hitam Bisa Disebabkan Suatu Penyakit, Begini Penuturan dr. Satya Perdana
Baca juga: Perlunya Menghindari Makanan Junk Food Tinggi Natrium yang Sebabkan Seseorang Memiliki Double Chin
dr. Indra Wijaya mengungkapkan jika tubuh memiliki kolesterol high-density lipoprotein (HDL) yang disebut sebagai kolesterol baik.
Kolesterol high-density lipoprotein (HDL) bisa membersihkan kolesterol-kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL) yang berdampak buruk bagi kesehatan.
"Tapi kan tiap orang nggak selalu mempunyai kolesterol high-density lipoprotein (HDL) yang tinggi," tuturnya.
"Kebanyakan kadarnya high-density lipoprotein (HDL) rendah kalau cek darah," tegas dr. Indra Wijaya.
Baca tanpa iklan