TRIBUNHEALTH.COM - Laki-laki dengan usia diatas 40 tahun, prostatnya mulai mengalami pembesaran.
Insidensinya, pada laki-laki yang berusia diatas 50 tahun sekitar 40% sudah mengalami pembesaran prostat.
Kebanyakan masalah pada prostat yang kerapkali ditemui ialah BPH atau pembesaran pada prostat,
Penyebab dari kanker prostat tentu berbeda dari BPH atau pembesaran prostat meskipun secara gejala tergolong mirip dengan BPH.
Penyebab kanker prostat secara umum adalah terpacunya karsinogenik yang muncul pada prostat.
dr. Rizki menyampaikan bahwa ada banyak teori yang menyebabkan terjadinya kanker prostat seperti inflamasi yang kronis, dan pertambahan usia.
Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan kanker adalah genetik.
Baca juga: Waspada, Virus Covid-19 Varian Omicron Memiliki Gejala yang Hampir Sama dengan Influenza
Orangtua yang memiliki kanker, maka anak akan beresiko terkena kanker.
Berbeda dengan prostatitis, yang disebabkan karena adanya infeksi.
Sedangkan BPH dikarenakan adanya pertambahan usia sehingga prostat mengalami pembesaran.
Perlu diketahui bahwa prostat terletak dibawah kandung kemih.
Saluran kencing pada laki-laki mulai dari ginjal kanan iri mengalirkan urine dari ureter melalui selang dan menjadi satu di kandung kemih, lalu ada prostat baru uretra.
Uretra merupakan saluran yang mengeluarkan urine dari tubuh.
Dibawah antara kandung kemih dan uretra terdapat prostat.
Baca juga: Apa Riwayat Persalinan Memengaruhi Elastisitas Vagina? Ini Penjelasan dr. Irmadani Intan Pratiwi
Jika prostat membesar, tentu akan menekan uretra sehingga lumen menyempit dan terjadi gangguan berkemih.
dr. Rizki menyampaikan bahwa pada pasien yang mengalami gangguan prostat akan mengeluhkan gangguan berkemih.
Pembesaran prostat bisa dikarenakan terjadinya peradangan atau pembesaran ganas, bahkan pembesaran yang menyebabkan sel-sel menjadi banyak seperti BPH.
Apapun penyebabnya pembesaran tersebut, saluran yang seharusnya dilewati lancar oleh urin terjadi penyumbatan.
Jika terdapat hambatan-hamabtan pada saluran urin, tentu pasien akan sudah buang air kecil dan akan mengedan karena perlu tenaga ekstra dari otot-otot perut agar kandung kemih bisa memeras urine dari tahanan yang besar.
Karena saat mengedan pasien akan memberikan tekanan, maka urine akan terputus-putus, pancaran tidak kuat dan saat berkemih membutuhkan waktu yang lama.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan dr. Rizki Muhammad Ihsan, Sp.U. Seorang dokter spesialis urologi dari RS Nirmala Suri Sukoharjo. Sabtu (6/11/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)