TRIBUNHEALTH.COM - Masyarakat menganggap saat menolong orang epilepsi perlu menyumbat mulutnya dengan kain atau barang tertentu.
Pasalnya ada kekhawatiran jika lidah tergigit ketika terjadinya kejang.
Namun, hal ini tak dibenarkan oleh Dokter Spesialis Neurologi, dr. Felix Adrian, Sp.N.
Menurutnya, hal itu hanya menambah potensi bahaya, sebagaimana dilansir TribunHealth.com dari program Ayo Sehat Kompas TV.
Penjelasan tersebut dia paparkan ketika membagikan tips memberikan pertolongan pertama pada orang yang mengalami epilepsi.
Saat memberikan pertolongan pertama, dr. Felix Adrian, Sp.N menegaskan langkah pertama adalah tidak panik.
Baca juga: Apakah Operasi Saraf pada Penderita Epilepsi Bisa Menyembuhkan Kejang-kejang Dok?
Baca juga: Mengenal Gejala dan Penyebab Epilepsi, Bisa karena Tumor pada Area Otak
Jika penderita epilepsi kambuh dan kejang, segera hindarkan dari kerumunan.
Hal itu penting dilakukan karena penderita epilepsi bisa kekurangan osigen atau hipoksia saat kambuh.
Adanya kerumunan bisa berpeluang menambah risikonya.
"Jadi ketika di kerumunan dia harus berkompetisi dengan orang lain (untuk dapat oksigen) juga sangat bermasalah," jelasnya, dikutip TribunHealth.com.
Selain itu, jauhkan mereka dari benda yang berpotensi memunculkan bahaya.
"Misalnya dia lagi masak, kita harus jauhkan panci, air panas, pisau," contohnya.
Baca juga: 5 Mitos Mengenai Penyakit Epilepsi, Tidak Menular dan Bukan Penyakit Mental
Baca juga: Gangguan Otak Menyebabkan Gangguan Fungsional, dr. Zainal Mutaqqin: Misalnya Parkinson dan Epilepsi
Segera posisikan dalam keadaan tertidur miring setelah kejang berhenti.
Tujuannya adalah air liur bisa keluar dan agar lidah tak menghalangi saluran pernapasan.
dr. Felix Adrian, Sp.N memberi catatan penting ketika memberikan pertolongan pertama.
Dia mengatakan, tak perlu menutup mulut orang yang epilepsi dengan benda apa pun.
Perlakuan seperti itu bukan tidak mungkin malah menambah potensi bahaya.
dr. Felix Adrian, Sp.N juga menambahkan, tak perlu memegang penderita epilepsi saat sedang kambuh.
Pasalnya penolong memiliki potensi untuk terbentur karena tenaga korban yang tak terkontrol.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)