TRIBUNHEALTH.COM - Asbes adalah mineral yang ditemukan berabad-abad yang lalu dan merupakan bahan bangunan pokok.
Kru konstruksi sebelumnya menggunakan zat tersebut sebagai alat tahan api untuk rumah.
Namun, pada 1970-an, pihak berwenang menemukan asbes sangat beracun, dan sebagian besar negara menerapkan larangan total pada 2003.
Bahaya asbes berasal dari komposisinya yang berserat.
Saat rusak, ia melepaskan remahan serat yang bisa dihirup manusia, dilansir TribunHealth.com dari Express, Sabtu (19/2/2022).
Baca juga: Sama-sama Bisa Sebabkan Sesak Napas, Ini Beda Gejala Asam Lambung dan Gangguan Paru-paru
Baca juga: Penelitian Terbaru: Gejala Covid-19 Alami Perubahan, Sesak Napas Bukan Lagi Gejala Utama
Bahkan paparan satu kali dapat menanamkan serat ini di paru-paru, menyebabkan iritasi dan jaringan parut.
Gejala mungkin tidak muncul selama beberapa dekade.
Bisa jadi gejala beru terasa antara 10 dan 40 tahun setelah paparan awal itu.
Gejalanya bervariasi dalam tingkat keparahan tetapi mungkin termasuk:
- Sesak napas
- Batuk kering dan terus-menerus
- Nyeri dada dan sesak
- Suara kering dan berderak di paru-paru saat menghirup
- Jari tangan dan kaki yang lebih bulat dan lebar disebabkan oleh proses yang dikenal sebagai clubbing
Baca juga: Mengenal Penyakit Asma dan Sesak Napas yang Diulas oleh dr. Fariz Nurwidya Sp.P
Baca juga: Dok, Penyakit Apa yang Saya Alami Jika Saya Sering Sesak Napas?
Di samping gejala paparan umum, asbes dapat menyebabkan sejumlah kondisi berbahaya sebagai berikut.
- mesothelioma
- kanker paru-paru terkait asbes
- asbetosis
- penebalan pleura
Di mana mungkin terkena asbes?
Sebagai bahan konstruksi yang digunakan selama beberapa dekade, beberapa lokasi perumahan dan industri mungkin masih memiliki lapisan asbes atau insulasi yang terpasang.
Pensiunan pekerja kemungkinan besar akan mengalami dampaknya hari ini, mengingat hal itu baru dihentikan pada akhir 1900-an.
Sayangnya, seringkali sulit untuk mengidentifikasi karena asbes sering dicampur dengan bahan lain.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)