Seseorang bisa mengalami sifilis laten dan dapat berangsung selama beberapa dekade.
Siflis laten
Baca juga: Psikolog Ungkap Pendidikan Seksual Membuat Anak Menyadari untuk Melindungi dan Menghargai Tubuhnya
Baca juga: Apa Penyebab Seseorang Menjadi Homoseksual? Simak Ulasan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS
Kondisi ini adalah tahapan ketiga setelah sifilis primer dan sekunder.
Meski tak menampakkan gejala, sebenarnya bakteri masih ada dan bisa memicu kondisi yang lebih serius.
Sifilis tetap bisa menyebar dan menyerang organ tubuh lain, misalnya saraf otak.
Sifilis tersier
Kondisi yang berpotensi mengancam nyawa ini disebut tahap sifilis tersier.
Orang yang sudah berada pada tahap keempat ini mungkin mengalami:
- meningitis
- stroke
- gejala demensia
- kehilangan koordinasi
- mati rasa
- masalah penglihatan atau kebutaan
- masalah jantung
Baca juga: dr. Ayuthia Sedyawan Ungkap Kondisi Aman Seseorang Berolahraga Agar Terhindar dari Gangguan Jantung
Baca juga: Orangtua Perlu Awasi Anak di Medsos Demi Keamanan dan Kesehatan, Termasuk Ancaman Predator Seksual
Sifilis masih dapat diobati pada tahap ini, tetapi terkadang tidak mungkin untuk memulihkan kerusakan yang telah terjadi.
Karenanya, penting untuk mengetahui apakah memiliki sifilis atau tidak.
Dengan demikian, tindakan dini bisa dilakukan.
Jika merasa khawatir atau merasa mungkin memiliki sifilis, baiknya segera temui dokter untuk konsultasi dan melakukan tes.
Langkah ini penting untuk dilakukan dan tidak mendiagnosis diri sendiri.
Tes adalah satu-satunya cara untuk mengetahui ada atau tidaknya sifilis.
Selain itu, obat-obatan sifilis juga hanya tersedia dengan resep dokter.
Pengobatan dapat membantu mengurangi risiko penyebaran infeksi ke orang lain dan masalah serius yang berkembang di kemudian hari.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)