TRIBUNHEALTH.COM - Asma merupakan penyakit jangka panjang atau penyakit kronis pada saluran pernapasan.
Penyakit asma bisa dialami oleh semua usia.
Asma adalah penyakit pada pernapasan, yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan pada saluran pernapasan yang mengakibatkan rasa sesak.
Seseorang yang menderita penyakit asma, saluran pernapasannya lebih sensitif dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat asma.
Penyakit asma dibagi menjadi dua, yaitu asma terkontrol dan tidak terkontrol.
Asma terkontrol yakni kondisi yang stabil dan kambuh minimal satu bulan sekali.
Baca juga: Benarkah BAB yang Kurang Baik Menjadi Penyebab Terjadinya Konstipasi? Berikut Penjelasan Dokter
Sedangkan, asma tidak terkontrol gejalanya muncul terus menerus bahkan setiap hari.
Bisa dikarenakan faktor debu, aktivitas yang cukup banyak, pola makan kurang baik.
Harus diobati dengan obat yang bersifat sebagai pengontrol
Gejala yang biasa dirasakan oleh penderita asma:
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Mengi
- Sulit bicara
Baca juga: dr. Hasan Maulahela Jelaskan Hubungan Otak dengan Saluran Cerna Sangat Erat
- Kondisi bibir atau kuku berubah warna menjadi kebiruan.
Meminum obat setiap hari sangat berbahaya, karena memiliki banyak efek samping.
Obat asma tergolong jenis kortikosteroid.
Sebaiknya obat asma diubah menjadi obat inhalasi atau obat semprot.
Karena efek dari obat akan langsung masuk ke dalam saluran pernafasan dan efek sampingpun rendah.
Jika terus menerus mengonsumsi obat jenis kortikosteroid bisa berefek ke jantung, meningkatnya gula darah, dan osteorporosis.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan dr. Jaka Pradipta, Dokter spesialis paru. Kamis (16/7/2020)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)