TRIBUNHEALTH.COM - Moutwash merupakan solusi untuk mengatasi bau mulut.
Namun sebenarnya obat kumur dirancang bukan hanya untuk mengatasi masalah tersebut.
Berikut ini beberapa kondisi yang bisa diatasi dengan obat kumur, dilansir TribunHealth.com dari laman American Dental Association (ADA), Jumat (22/10/2021).
Osteitis Alveolar (Soket Kering)
Osteitis alveolar (AO), juga dikenal sebagai soket kering, adalah kondisi pascaoperasi yang umum setelah prosedur pencabutan gigi, terutama pada gigi molar ketiga.
AO terjadi ketika bekuan fibrin yang terbentuk setelah ekstraksi terlepas
Baca juga: Kanker Mulut Sulit Disadari pada Tahap Awal, Bisa Diantisipasi dengan Rutin Periksa ke Dokter Gigi
Baca juga: Haruskah Menggunakan Pasta Gigi ketika Menggosok Gigi? Simak Ulasan Dokter Gigi
Penyebab yang mendasarinya tidak jelas, diteorikan bahwa bakteri menyebabkan dekomposisi bekuan darah, yang kemudian mengganggu stabilitasnya.
AO biasanya menyebabkan rasa sakit yang hebat di dalam dan di sekitar lokasi ekstraksi 2 hingga 3 hari setelah prosedur.
Sebuah tinjauan sistematis baru-baru ini dan meta-analisis dari 18 percobaan telah menunjukkan klorheksidin, tanpa penggunaan antibiotik, efektif untuk pencegahan AO setelah ekstraksi molar ketiga.
Bau Mulut (Bau Nafas)
Baca juga: Alami Nyeri Rahang, Sebaiknya Berkunjung ke Dokter Gigi atau Dokter Tulang? Ini Kata drg. Anastasia
Senyawa sulfur volatil (VSC) adalah faktor utama penyebab bau mulut atau bau mulut.
Mereka muncul dari berbagai sumber (misalnya, kerusakan makanan, plak gigi dan bakteri yang terkait dengan penyakit mulut).
Obat kumur kosmetik dapat menutupi bau mulut sementara dan memberikan rasa yang menyenangkan, tetapi tidak memiliki efek pada bakteri atau VSC.
Obat kumur dengan agen terapeutik seperti antimikroba, bagaimanapun, mungkin efektif untuk mengendalikan bau mulut jangka panjang.
Antimikroba dalam formulasi obat kumur termasuk klorheksidin, klorin dioksida, setilpiridinium klorida, dan minyak esensial (misalnya, eucalyptol, mentol, timol, dan metil salisilat).
Agen lain yang digunakan dalam obat kumur untuk menghambat senyawa penyebab bau termasuk garam seng, keton, terpene, dan ionone.
Meskipun kombinasi klorheksidin dan cetylpyridinium klorida ditambah seng laktat telah terbukti secara signifikan mengurangi bau mulut, hal itu juga dapat secara signifikan berkontribusi pada pewarnaaan gigi.
Plak dan Gingivitis
Baca juga: Dr. drg. Munawir Usman M.AP. Ungkap Risiko bila Melakukan Perawatan Gigi Bukan dengan Dokter Gigi
Ketika digunakan dalam obat kumur, bahan antimikroba seperti cetylpyridinium, chlorhexidine, dan minyak esensial telah terbukti mengurangi plak dan gingivitis bila dikombinasikan dengan menyikat gigi dan flossing setiap hari.
Kerusakan gigi
Baca tanpa iklan