TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit Paru Obstruktif Kronik merupakan nama sekelompok kondisi paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas.
PPOK termasuk emfisema dan bronkitis kronis.
Emfisema adalah kondisi kerusakan pada kantung udara paru-paru, sementara bronkitis adalah peradangan pada saluran bronkus.
PPOK adalah kondisi yang umum, terutama pada orang yang berusia paruh baya yang merokok.
Masalah ini bisa memburuk dari waktu ke waktu, sebagaimana diberitakan TribunHealth.com dari laman resmi National Health Service (NHS).
Terkadang sampai membatasi aktivitas normal seseorang.
Namun PPOK bisa terkendali dengan perawatan yang tepat.
Penyabab
Baca juga: Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang Menjadi Ancaman bagi Perokok Aktif
Baca juga: Dokter Jelaskan Penyakit PPOK yang Bisa Terjadi Akibat Kebiasaan Merokok
PPOK terjadi ketika paru-paru menjadi meradang, rusak dan menyempit.
Penyebab utamanya adalah merokok, meskipun kondisi tersebut terkadang dapat menyerang orang yang tidak pernah merokok.
Semakin banyak merokok, dan semakin lama merokok, risiko mengalami PPOK juga makin meningkat.
Beberapa kasus PPOK disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap asap atau debu berbahaya.
Lainnya adalah hasil dari masalah genetik langka yang berarti paru-paru lebih rentan terhadap kerusakan.
Untuk menghindari dampak lebih lanjut, penting untuk segera melakukan perawatan.
Baca juga: dr. Edward Pandu Wiriansya Sp. P(K) Jelaskan Alasan Penderita Penyakit Paru Rentan Terkena Covid-19
Baca juga: Menurut dr. Edward Pandu Wiriansya Sp.P(K) Asap Rokok Dapat Menurunkan Kemampuan Fisiologi Paru-paru
Berikut ini beberapa gejala yang bisa dijadikan acuan untuk mengenai.
- Meningkatkan sesak napas, terutama saat aktif
- Batuk berdahak terus-menerus dengan dahak – beberapa orang mungkin menganggap ini hanya sebagai "batuk perokok"
- Infeksi dada yang sering
- Mengi terus-menerus
Tanpa pengobatan, gejala biasanya semakin memburuk.
Mungkin juga ada periode ketika mereka tiba-tiba menjadi lebih buruk, yang dikenal sebagai flare-up atau eksaserbasi.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)