TRIBUNHEALTH.COM - Gejala stroke dan nyeri kepala memang sangat mirip satu sama lain.
Ciri yang hampir sama antara lain sakit kepala dan pandangan menjadi kabur.
Akan tetapi, penyebabnya bisa jadi entah stroke atau sakit kepala biasa.
Lantas apa bedanya nyeri kepala gejala stroke dan nyeri kepala biasa?
Baca juga: drg. Angela Putri Bunga: Penggunaan Sikat Gigi Sangat Penting untuk Merawat Gigi Bebas dari Karies
Dilansir TribunHealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur, dr. Fahrulsyah Farid Sp.BS. M.Kes. memberikan penjelasan mengenai perbedaan kedua kondisi tersebut.
Menurut penuturannya, pusing atau nyeri kepala biasa terjadi karena kadar glukosa dalam tubuh berkurang.
Glukosa dibawa oleh darah menuju otak. Bila kadar glukosa berkurang maka proses penghantaran glukosa yang dibawa oleh darah menjadi terhambat.
Maka bisa memicu terjadinya keluhan pusing pada kepala.
Baca juga: Kelainan Kromosom yang Terjadi saat Masih Janin Menyebabkan Keterbelakangan Mental dan Psikis?
Bila mengalami kondisi demikian, Fahrulsyah menganjurkan penderita untuk berisitirahat dan mengonsumsi obat anti nyeri.
"Jadi kalau ada nyeri kepala seperti itu tenang dulu, istirahat dan minum obat anti nyeri."
"Bila semakin berat rasa nyerinya, baru ke dokter," jelasnya.
Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan nyeri kepala biasa atau nyeri kepala karena stroke, bisa dideteksi dengan riwayat penyakit yang pernah diderita. Seperti riwayat menderita hipertensi.
Baca juga: Bagaimana Membantu Seseorang yang Sedang Alami Depresi? Begini Saran Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi
"Kita harus tahu riwayat penyakitnya, kita tanya apakah dia pernah menderita hipertensi lama, dan rutin berobat atau tidak," ucap Fahrulsyah.
Bila pasien sudah rutin mengonsumsi obat dan memeriksakan diri pada dokter, maka dokter akan melanjutkan proses anamnesis hingga menetapkan pasien mengidap gejala stroke.
Baca juga: Dermatitis Atopik Bisa Terjadi Secara Berulang dan Jangka Panjang, Simak Ulasan dr. Kardiana Purnama
Meski demikian, ia menganjurkan untuk tidak asal dalam mendiagnosa seseorang.
"Jadi jangan asal, kalau ada nyeri kepala langsung didiagnosa stroke, kasihan orang lain kalau memang dia tidak stroke tetapi divonis stroke," paparnya.
Baca juga: drg. Angela Putri Bunga: Penggunaan Sikat Gigi Sangat Penting untuk Merawat Gigi Bebas dari Karies
Penjelasan dr. Fahrulsyah Farid, Sp.BS. M.Kes dikutip dari tayangan YouTube Tribun Timur, 15 Oktober 2020.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)
Baca tanpa iklan