TRIBUNHEALTH.COM - Glaukoma adalah penyakit mata yang bisa menimbulkan kebutaan.
Glaukoma menyerang area mata yang disebut optic nerve.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Mata, dr. Rini Sulastiwaty, Sp.PM ketika menjadi narasumber program Ayo Sehat Kompas TV.
Pada kondisi glaukoma tekanan pada mata lebih dari seharusnya.
"Seperti orang punya tekanan darah, mata juga ada tekanannya. Hanya saja pada kondisi glaukoma tekanannya lebih dari normal," paparnya, dikutip TribunHealth.com.
Jika tekanan terjadi terus menerus, bukan tidak mungkin akan terjadi kematian sel.
Baca juga: Berbagai Penyebab Mata Berair, NHS Sebut Tak Selalu karena Masalah Serius, Bisa Sembuh Sendiri?
Baca juga: Dokter Mata: Untuk Menjaga Kesehatan Mata, Gunakan Layar Komputer Secukupnya Saja
"Di daerah yang kotak itu (optic neuropathy) adalah daerah yang paling rentan sehingga waktu dia terkena terus-terusan akibatnya terjadi kematian sel di daerah situ," paparnya.
dr. Rini Sulastiwaty, Sp.PM menjelaskan penyebab glaukoma belum diketahui pasti.
Namun diyakini bahwa penyebabnya bersifat multifaktorial.
"Dikatakan bahwa ini bersifat multifaktorial. Bisa karena gen bisa karena kelainan vaskuler dan masih banyak hal lain yang belum diketahui," jelasnya.
Glaukoma sendiri merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak di Indonesia dan dunia.
Baca juga: Dokter Mata: Operasi Katarak Menjadi Salah Satu Operasi yang Paling Aman di Bidang Kedokteran
Baca juga: Dokter Mata Sebut Kondisi Katarak yang Tidak Parah, Tidak Akan Memberikan Gangguan pada Mata
Berbeda dengan katarak, kebutaan pada glaukoma tidak bisa diobati.
Artinya, penyakit ini harus segera mendapatkan perawatan yang tepat selama belum menimbulkan perawatan.
Sayangnya, glaukoma kerap tak menunjukkan gejala pada tahap awal.
"Selama sarafnya masih bagus, pasien bisa melihat lagi."
"Kerusakan yang terjadi pada glaukoma jiks sarafnya sudah rusak, terjadi kematian sel.. Saraf itu tidak memiliki kemampuan regenerasi. Sehingga itu Kenapa bila dia sudah rusak, dia tidak bisa dikembalikan."
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)