TRIBUNHEALTH.COM - Dermatitis atopik atau yang biasa dikenal dengan eksim adalah gangguan yang biasanya menimbulkan rasa gatal dan bintil kemerahan pada kulit.
Sebagian kecil akan bersifat kronis hingga menyebabkan luka.
Selain terjadi pada bayi, dermatitis atopik juga menyerang segala usia, dewasa hingga lansia tanpa mengenal jenis kelamin.
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Kardiana Purnama Dewi dalam tayangan YouTube KOMPASTV program AYO SEHAT.
Baca juga: Menurut Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi Ada Dua Jenis Kekerasan Seksual, secara Fisik dan Verbal
Berdasarkan gejala, kelainan kulit ini bisa berbeda-beda pada tiap fase yang berdasarkan lokasi dan gejala.
Pada bayi yang berusia 0-2 tahun sering disebut dengan fase infantil.
Ditandai dengan kemerahan pada pipi, dahi, teliga, leher, dan bisa muncul di sekujur tubuh.
Sementara fase anak terjadi pada anak yang berusia 2 hingga 13 tahun.
Gatal dan kemerahan muncul pada siku, lutut, pergelangan tangan dan kaki dengan bentuk yang semakin beragam.
Pada fase ini pula disertai sisik halus dan juga bercak kehitaman.
Fase dermatitis dewasa terjadi pada usia diatas 13 tahun.
Umumnya daerah yang terkena akan semakin luas.
Bisa muncul di bagian wajah, leher, punggung, lengan dan lainnya.
Pada kulit yang berwarna gelap, umumnya terjadi penebalan kulit.
Menurut data World Allergy Organization pada tahun 2018, menunjukkan prevalensi dermatitis atopik pada anak sebesar 15-30%.
Sedangkan pada dewasa sebesar 1-10% dari populasi dunia.
Baca juga: Apakah Lidah yang Kotor Dapat Dibersihkan? Begini Tanggapan Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP
Sementara di Indonesia angka prevalensi kasus dermatitis atopik pada anak sekitar 23,67% dan ditemukan sekitar 2 juta anak setiap tahunnya.
Fator pemicu selain faktor utama yaitu riwayat keluarga atau genetik.
Sejumlah faktor lain yang bisa memicu munculnya dermatitis atopik antara lain:
1. Debu