dr. Syahidatul Wafa: Pasien Diabetes yang Positif COVID-19 Gejalanya Akan Lebih Berat 3 Kali Lipat

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi pasien diabetes yang positif COVID-19, dr. Syahidatul Wafa Sp.PD menyebutkan jika infeksi COVID-19 tidak hanya menyerang paru-paru

TRIBUNHEALTH.COM - Ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai oleh penderita diabetes yang terinfeksi COVID-19.

Pasien dibetes akan cenderung mengalami penurunan fungsi imun.

Sehingga lebih mudah terkena penyakit-penyakit yang pada orang normal tidak terkena.

Seperti penyakit kuku yang biasanya diakibatkan oleh jamur.

Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Syahidatul Wafa Sp.PD dalam tayangan YouTube KOMPASTV program AYO SEHAT edisi 02 Agustus 2021.

Kondisi ini memang tidak khusus pada gejala COVID-19.

Baca juga: dr. Syahidatul Wafa: Penderita Diabetes Akan Memiliki Gejala Lebih Berat Saat Terjangkit COVID-19

Namun secara umum, penderita diabetes akan mudah terjangkit.

Penderita COVID-19 bisa saja mengalami pneumonia, radang paru-paru, hingga penurunan saturasi oksigen.

Penurunan saturasi oksigen tentu terkait dengan pneumonianya.

Ilustrasi tenaga medis yang menangani pasien COVID-19, menurut dr. Syahidatul Wafa Sp.PD pada infeksi COVID-19 tubuh akan merespon dengan menghasilkan berbagai sitokinĀ (bali.tribunnews.com)

Menurut dokter, penderita diabetes yang terinfeksi COVID-19 gejalanya akan lebih berat sebesar 3 kali lipat.

Gejala pada umumnya sama.

Seperti demam, batuk, sesak, pilek, gangguan saluran pernapasan dan pencernaan.

Secara general sama, namun biasanya lebih berat.

Ada pula penderita diabetes yang terinfeksi jamur hitam.

Kondisi ini terjadi terkait dengan penurunan daya tahan tubuh.

Jadi kejadiannya memang lebih tinggi pada pasien diabetes dibandingkan dengan non diabetes.

Pada infeksi COVID-19 tubuh akan merespon dengan menghasilkan berbagai sitokin.

Sitokin merupakan zat-zat yang menyebabkan peradangan dalam tubuh.

Sehingga kondisinya aktif.

Infeksi COVID-19 tidak hanya menyerang paru-paru.

Halaman
12