Apa yang Menyebabkan Cairan Ketuban Bisa Berbahaya untuk Janin, Dok?

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi bayi dalam kandungan yang terlindungi cairan ketuban

TRIBUNHEALTH.COM –  Ketuban merupakan cairan berwarna bening kekuningan yang muncul sejak 12 hari pertama setelah terjadinya konsepsi dalam kantung ketuban saat kehamilan terjadi.

Cairan ketuban mengelilingi janin di dalam rahim.

Ada banyak fungsi terkait dengan perkembangan bayi yang sehat.

Namun, ketuban juga bisa berbahaya bagi janin, terlebih ketika terminum atau aspirasi mekonium.

dr. Yuniar Pramulasari, Sp.OG merupakan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan.

Baca juga: Apa yang Menyebabkan Janin Terlilit Tali Pusar di Dalam Kandungan, Dok?

dr. Yuniar Pramulasari, Sp.OG bekerja di 2 rumah sakit.

Yakni rumah sakit Nirmala Suri Sukoharjo dan RSIS Yarsis.

dr. Yuniar Pramulasari, Sp.OG akan menjawab segala pertanyaan terkait kesehatan kandungan selama kehamilan sebagai berikut.

Ilustrasi bayi di dalam kandungan yang dilindungi air ketuban (health.kompas.com)

Pertanyaan:

Selamat pagi dokter.

Dok, saya ingin bertanya.

Sebenarnya apa yang menyebabkan ketuban dapat berbahaya untuk janin?

Saya sempat melihat beberapa artikel jika janin bisa saja keracunan air ketuban.

Makasih dokter.

Nana, Tinggal di Kartasura.

Baca juga: Profil Dokter Yuniar Pramulasari, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Nirmala Suri Sukoharjo

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Yuniar Pramulasari, Sp.OG Menjawab:

Aspirasi mekonium mungkin maksudnya.

Jika air ketuban jernih nggak masalah, yang jadi masalah adalah jika janin mengalami gawat janin atau fetal distress.

Sehingga mengeluarkan feses.

Maka air ketuban bercampur feses janin atau mekoneum yang pekat.

Saat bayi lahir, menghirup nafas untuk pertama kalinya lewat hidung.

Air ketuban yang bercampur mekoneum pekat ini bisa terhirup sehingga menyumbat jalan nafasnya.

Baca juga: Dok, Bagaimana Dampak Gigi Keropos yang Meninggalkan Akar Bagi Kesehatan Anak?

(Tribunhealth.com/Dhiyanti)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.