TRIBUNHEALTH.COM - Seringkali kita menemui seseorang yang kehilangan warna kulitnya saat berada di luar rumah.
Penyakit ini biasa disebut dengan vitiligo.
Vitiligo dapat menyebabkan sel kulit kehilangan warna aslinya.
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Arini Widodo dalam tayangan YouTube KOMPASTV program AYO SEHAT edisi 09 Juli 2021, dokter sebut selain muncul di kulit, vitiligo bisa muncul dibagian tubuh lainnya.
Baca juga: dr. Caryn Miranda Saptari Jelaskan Manfaat Benang yang Bagus untuk Treatment Tarik Benang
Biasanya akan muncul bercak-bercak kulit yang lebih terang.
Bahkan bisa muncul beberapa bercak kulit sekaligus.
Jutaan orang diseluruh dunia menderita vitiligo.
Bahkan banyak penderita vitiligo mendapatkannya sebelum berusia 21 tahun.
Sebagian besar akan menderita vitiligo selama sisa hidup mereka.
Karena jarang sekali vitiligo dapat menghilang.
Vitiligo terjadi hampir sama pada orang dari semua warna kulit dan ras.
Sekitar 50% orang yang terkena vitiligo adalah laki-laki dan 50% lainnya adalah perempuan.
Risiko oramg terkena vitiligo dapat meningkat.
Jika memiliki penyakit autoimun.
Selain muncul pada kulit, vitiligo juga bisa memengaruhi bagian tubuh yang lain.
Seperti rambut yang memutih di kulit kepala, alis, bulu mata, dan janggut.
Bisa juga kehilangan warna di dalam mulut.
Baca juga: Dokter Spesialis THT Sebut Radang Tenggorokkan Bisa Berdampak pada Organ Lainnya
Mata yang bisa kehilangan sebagian warnanya, hingga di alat kelamin.
Penyebab hilangnya warna kulit pada penderita vitiligo masih tidka diketahui.
Akan tetapi, vitiligo berkembang ketika sel-sel yang yang memberi warna kulit dan rambut yakni sel melanosit mati.
Meskipun vitiligo tidak menular dan tidak mengancam nyawa, namun vitiligo bisa mengubah hidup seeorang.
Penderita vitiligo bisa menjadi tidak percaya diri.
Dikhawatirkan berkembang menjadi gangguan depresi yang serius.
Vitiligo ditandai dengan bercak putih.
Di bercak putih tersebut, sebenarnya kehilangan sel melanosit.
Hilangnya sel melanosit dibagian tersebut, menyebabkan pigmennya menjadi tidak ada.
Sel melanosit hilang akibat proses autoimun.
Jadi proses autoimun menyebabkan sel kekebalan tubuh menyerang sel melanosit yang menghasilkan pigmen.
Sehingga dibagian tersebut tidak bisa menghasilkan pigmen.
Baca juga: Banyak Faktor yang Dapat Menyebabkan Radang Tenggorokkan, Dokter: Bisa Virus, Bakteri, dan Lain-lain
Karena sel melanositnya sudah hilang.
Bisa disimpulkan jika penderita vitiligo mengalami penyakit autoimun.
Penjelasan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Arini Widodo dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program AYO SEHAT edisi 09 Juli 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini