TRIBUNHEALTH.COM - Dokter spesialis penyakit dalam, Robert Sinto, menjelaskan lebih lanjut mengani penyakit cacar.
Hal itu ia sampaikan dalam program Ayo Sehat Kompas TV, yang tayang pada Jumat (4/6/2021).
"Jadi cacar itu adalah bintil yang berisi air, biasanya ada dasarnya ruam kemerahan," papar dr Robert dikutip TribunHealth.com.
Lebih lanjut, dr Robert menyebut cacar bisa terjadi pada seluruh area tubuh atau pada area tertentu saja.
Kedua kemungkinan itu bisa terjadi, bergantung pada jenis cacar yang menyerang.
Satu di antara cacar yang kerap terjadi adalah cacar air.
Baca juga: Mitos atau Fakta Jika Cacar Air Menular, Dok?
Baca juga: Dok, Anak Saya Mengalami Ruam Popok, Apakah Jadi Tanda Alergi dan Kulit Sensitif?
Penyakit menular ini disebabkan virus varicella zoster.
Gejala yang muncul biasanya berupa demam, sakit kepala, disertai turunnya nafsu makan.
"Jadi bentuknya nanti awalnya adalah bintil berisi air, kemudian lama-lama mengering kemudian mengelupas," paparnya.
Bekas cacar biasanya akan menyisakan bekas berwarna kehitaman.
Namun dr Robert menyebut bekas tersebut bisa hilang sendiri.
Infeksi pada tubuh bisa berlangsung selama 7-21 hari.
Adapun penularan penyakit ini bisa melalui air liur, batuk, bersin, dan kontak dengan cairan lepuhan.
Baca juga: Produk Seperti Apa Dok yang Bagus untuk Permasalahan Kulit Kepala?
Baca juga: Manfaat Eksfoliasi untuk Kesehatan Kulit Wajah yang Sering Diabaikan
Virus Cacar Tak Hilang
Meski penyakit sudah sembuh, virus cacar tak hilang dari tubuh.
"Virusnya tidak hilang. Jadi virusnya itu akan ngumpet di bagian syaraf tubuh kita."
"Pada keadaan normal, pada keadaan daya tahan tubuh baik, dia akan tertidur."
Tapi ketika kekebalan tubuh menurun, virus bisa saja hidup kembali.
Ketika itulah tubuh bisa terserang cacar ular.
Baca artikel lain seputar kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)