Breaking News:

dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine Ungkap Terobosan Pengobatan Skoliosis dengan Teknologi Robotic Navigation

Menurut dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine skolisis merupakan penyakit yang unik karena 90% kasus skoliosis terjadi pada kaum perempuan.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Ekarista Rahmawati
health.grid.id
Ilustrasi nyeri tulang belakang akibat skoliosis, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine paparkan beberapa metode pengobatannya 

TRIBUNHEALTH.COM - Sebagian orang mengeluhkan mengalami skoliosis, terutama pada kaum wanita.

Skoliosis merupakan salah satu jenis kelainan pada tulang belakang.

Pasalnya gejala khas dari gangguan muskuloskeletas ini adalah tulang belakang melengkug ke arah samping yang bisa membentuk huruf "S" maupun huruf "C".

Orang-orang yang mengalami skoliosis bisa menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri punggung.

Dokter menuturkan jika skoliosis merupakan penyakit yang unik.

Hal ini karena 90% kasus skoliosis terjadi pada perempuan.

Baca juga: dr. Satya Tegaskan Jika Infus Whitening Tak Memberikan Hasil Permanen, Kulit Senantiasa Bergenerasi

Ilustrasi skoliosis, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine sebut skoliosis merupakan penyakit yang unik
Ilustrasi skoliosis, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine sebut skoliosis merupakan penyakit yang unik (tribunnews.com)

"Penyebab pastinya kita tidak ada yang tahu," tegasnya.

"Tapi banyak sekali 90% itu, jadi bersyukur nih yang jadi laki-laki risiko skoliosisnya lebih kecil," tambahnya.

Kendati demikian, kasus skoliosis tetap mungkin terjadi pada kaum laki-laki.

Ha ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Bincang Sehat edisi 29 Januari 2022.

Baca juga: Perlukah Setiap Orang Melakukan Perawatan untuk Mengencangkan Vagina? dr. Irmadani Menjawab

2 dari 3 halaman

Mengetahui metode minimal invasif

Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine menuturkan jika skoliosis bisa ditangani dengan metode minimal invasif.

"Yang dimaksud dengan teknologi minimal invasif adalah kita membuat cedera yang minimal pada jaringan lunak atau pada otot," kata Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine.

Ilustrasi tulang yang mengalami skoliosis, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine jelaskan metode minimal invasif
Ilustrasi tulang yang mengalami skoliosis, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine jelaskan metode minimal invasif (freepik.com)

Baca juga: Hati-hati, Menggunakan Produk Infus Whitening yang Tak Berizin BPOM, Berisiko untuk Kesehatan

Kita ketahui jika skoliosis adalah kelainan tulang punggung atau tulang belakang yang bisa terjadi dari punggung atas hingga pungguh bawah.

Sehingga apabila harus memisahkan otot yang menempel pada bagian tersebut untuk melakukan pemasangan screws atau implan, cedera yang bisa dialami pasien cukup berat.

Berdasarkan penuturan dokter, pemulihan pasien bisa dalam waktu cukup lama, bahkan bisa sampai satu minggu.

Mengetahui teknologi Robotic navigation

"Nah saat ini kia punya teknologi Robotic navigation," ucap dr. Phedy.

Robotic navigation adalah semacam robot yang ketika dokter memasang sekrup, robot ini akan membantu mengarahkan dokter.

"Jadi kalau dulu, kita mesti lihat tulangnya, mesti buka sampai sejelas-jelasnya tulangnya, kita lihat arahnya, kemudian kita tentukan dimana kita mesti memasang," terang dokter.

3 dari 3 halaman

Dengan adanya robot ini, dokter bisa mempelajari posisi pemasangan tersebut dengan menggunakan CT scan pasien.

Baca juga: Waspada, HIV yang Tidak Segera Mendapatkan Pengobatan akan Berkembang Menjadi AIDS

Ilustrasi kelainan tulang belakang skoliosis, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine jelaskan teknologi robotic navigation
Ilustrasi kelainan tulang belakang skoliosis, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine jelaskan teknologi robotic navigation (kompas.com)

Baca juga: Sisa Makanan Menyelip dan Pembersihan Karang Gigi yang Telat Menimbulkan Keluhan Nyeri Gigi Bungsu

Dokter menuturkan jika CT scan tersebut akan diupload ke robot, kemudian direncanakan tempat pemasangan screws atau implan.

Sehingga pada saat hendak melakukan operasi, robot akan bergerak mengarahkan dengan tangannya.

Dengan begitu saat operasi, dokter akan mengikuti arahan dari tangan robot.

"Sehingga kita tidak perlu lagi membuka tulangnya untuk melihat posisi tulang, melihat posisi akan pasang karena itu sudah di pelajari dari CT scan pasien, diproses di robot, kita merencanakan, habis itu kita tinggal ngikutin," tuturnya.

"Jadi ibaratnya kalau dulu nih, kita nyetir nih, kita mesti nyetir sendiri mau kemana kita tentukan. Belum lagi kalau tempatnya belum pernah kita lewati kita mesti tanya-tanya," timpalnya.

"Dulu ada teknologi namanya navigasi, navigasi itu membantu mengarahkan kita pemasangannya," ujar dokter.

Baca juga: dr. Iranita: Metode Pengobatan Ibnu Sina Masih Berkaitan dengan Tindakan Medis

Penjelasan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Bincang Sehat edisi 29 Januari 2022.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comSkoliosispenanganan skoliosisGejala Skoliosisjenis skoliosisdr. Phedy Sp.OT (K) Spine Kue Bluder Kim Cua Museum PETA
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved