TRIBUNHEALTH.COM - Trauma seksual adalah respons tubuh yang muncul ketika seseorang mengalami kejadian yang tidak diinginkan, seperti trauma seksual.
Trauma semacam ini sering dialami oleh wanita, dan dapat berdampak serius terhadap kesehatan seksual dan psikologis mereka.
Menurut dr. Binsar Martin Sinaga, seorang Medical Sexologist dari FIAS, trauma seksual berkaitan erat dengan masalah psikologi yang dapat mempengaruhi kesehatan seksual seseorang.
Baca juga: Jadwal Pencairan 7 Bansos April 2024, Ada PKH Tahap 2, BLT, KJP Plus hingga Beras 10 Kg
Problem psikologis tersebut seringkali memperberat problem seksual yang sudah ada sebelumnya.
dr. Binsar mencatat bahwa trauma seksual memiliki berbagai macam dampak, salah satunya adalah vaginismus.
Dia mencontohkan kasus seorang wanita muda yang mengalami vaginismus setelah mendengar cerita-cerita tentang rasa sakit saat berhubungan seksual dari teman-temannya.
Dampak dari trauma seksual ini, baik secara sadar maupun tidak sadar, dapat terekam di dalam memori seseorang.
Hal ini menyebabkan wanita tersebut mengalami kesulitan saat memasuki dunia pernikahan dan berhubungan seksual dengan pasangannya.
Untuk mengatasi masalah ini, dr. Binsar menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis pengobatan dalam ilmu sexologi, yaitu konseling, seks terapi, dan penggunaan obat-obatan.
Baca juga: 7 Teh Ajaib dalam Menurunkan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes
Dalam kasus yang dia ceritakan, pengobatan dilakukan dengan bantuan suami pasien yang melakukan vaginilator, dengan supervisi dari dr. Binsar.
Setelah dua tahun menjalani pengobatan, pasien akhirnya berhasil mengatasi vaginismusnya dan dapat menikmati hubungan seksual dengan suaminya.
Keberhasilan ini juga membuahkan hasil positif dengan terjadinya kehamilan.
Melalui program Edukasi Seksual yang dia lakukan, dr. Binsar memberikan penjelasan mengenai masalah seksual dan pengobatannya, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemahaman dan penanganan masalah seksual secara komprehensif.
Diadopsi Tribunhealth.com dari Youtube Warta Kota Production, program Edukasi Seksual edisi 08 Juni 2023.
BACA BERITA LAIN: Penjelasan Medical Sexologist: Gairah Pria Lebih Tinggi di Pagi Hari, Namun Bagaimana dengan Wanita?
Beberapa studi baru-baru ini menyoroti fenomena di mana pria cenderung lebih bergairah di pagi hari.
Penyebab utamanya adalah permainan hormon dalam tubuh.
Tingkat testosteron, yang merupakan hormon seks pria, mencapai puncaknya pada pagi hari.
Ini menjelaskan mengapa banyak pria merasa lebih terangsang saat bangun tidur.
Namun, bagaimana dengan wanita?