Apakah Benar Penyakit Stroke Didominasi Oleh Laki-laki? Ini Tanggapan Dokter Spesialis Saraf

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi laki-laki yang mengalami stroke

TRIBUNHEALTH.COM - Tanpa disadari, penyakit stroke bisa menngintai siapa saja.

Seringkali penyakit stroke dianggap hanya bisa terjadi pada usia lanjut saja.

Nyatanya banyak usia muda mengalami gejala stroke maupun stroke ringan.

Terdapat berita yang mengatakan bahwa penyakit stroke didominasi oleh laki-laki, benarkah?

Dokter spesialis saraf, dr. Lilir Amalini menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube KompasTV.

Klik link berikut dan dapatkan produk yang membantu menjaga kesehatan.

ilustrasi laki-laki yang mengalami stroke (lifestyle.kompas.com)

Baca juga: Dokter Spesialis Saraf: Penelitian Ada yang Mengaitkan Jam Tidur dengan Kejadian Stroke

"Menurut data Riskedas di riset kesehatan dasar 2018, penderita stroke memang umumnya adalah laki-laki tetapi angkanya tidak jauh berbeda yakni pada laki-laki 11 per 1000 orang, sedangkan pada perempuan 10,9 per 1000 orang," kata dr. Lilir Amalini

"Tetapi khusus usia muda, yang lebih banyak menderita penyakit stroke adalah perempuan," imbuhnya

Stroke merupakan kondisi medis yang menakutkan dan mengancam jiwa.

Stroke merupakan penyakit yang datangnya tiba-tiba atau mendadak pada pembuluh darah diotak.

Baca juga: Pemain Angling Dharma Chairil JM Terserang Stroke, Afdhal Yusman Buka Donasi dari Rekan Artis

"Dari penelitian ada yang mengaitkan, berasosiasi tidur dengan kejadian stroke. Tidur kurang dari 7 jam sehari disosiasikan dengan peningkatan kejadian stroke perdarahan hampir sebanyak 21 persen. Tetapi tidur lebih dari 9 jam sehari juga meningkatkan resiko stroke sumbatan, kelainan jantung dan pembuluh darah," kata dr. Lilir Amalini

"Jam tidur dalam sehari harus pas dan tidak boleh kurang ataupun lebih normalnya 7-8 jam sehari. Tidur dalam beberapa waktu saja tidak menjadi masalah, namun dalam waktu yang tidak panjang dan hanya sesekali," lanjutnya

Jam tidur yang berantakan kurang dari 7 jam ataupun lebih dari 9 jam dapat meningkatkan resiko stroke sumbatan, kelainan jantung dan pembuluh darah.

Baca juga: Pahami Kondisi Stroke, Mulai dari Faktor Risiko hingga Tipenya dari dr. Zam Zanariah, Sp.S, M.Kes

Sekitar 15-25 persen dari penderita stroke merasakan gejalanya 7 hari sampai 1 bulan sebelumnya, dan kejadian tersebut dinamakan Transient Ischemic Attack (TIA).

Transient Ischemic Attack atau dikenal dengan TIA semacam kejadian mini stroke.

Gejala dari Transient Ischemic Attack (TIA) sangat mirip dengan penyakit stroke.

Beberapa gejala yang dialami seperti mulut yang miring, tubuh lemah sebelah, sulit berbicara, linglung, dan kesemutan.

Tetapi bedanya Transient Ischemic Attack (TIA) dalam beberapa menit ataupun kurang dari 24 jam, gejala yang dirasakan tersebut sudah hilang.

Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Lilir Amalini, Sp.S. Seorang dokter spesialis saraf.

(TribunHealth.com/PP)