dr. Ermawati: Frekuensi Terjadinya Saraf Kejepit karena Genetik Sangat Kecil

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi seseorang yang mengalami saraf kejepit

TRIBUNHEALTH.COMĀ - Penyakit-penyakit yang menyerang tulang belakang bisa menjadi faktor pemicu saraf kejepit, antara lain tumor ataupun infeksi.

Adanya tumor dan infeksi bisa menyebabkan gangguan pada saraf.

Pendesakan tumor bisa menyebabkan gangguan saraf kejepit.

Saraf kejepit bisa saja disebabkan karena faktor kebiasaan yang salah.

Olahraga yang terlalu mengangkat beban tanpa disadari menjadi faktor terjadinya saraf kejepit.

ilustrasi seseorang yang mengalami saraf kejepit (kompas.com)

Baca juga: Selain Akibat Trauma, Saraf Kejepit bisa Terjadi Akibat Aktivitas Sehari-hari yang Salah

Apakah saraf kejepit bisa disebabkan oleh faktor genetik?

dr. Ermawati menyampaikan bahwa saraf kejepit karena genetik jarang terjadi.

Jika seseorang memiliki kelainan pada tulang belakang misalnya skoliosis yang diturunkan, kemungkinan bisa menyebabkan terjadinya penjepitan saraf karena pertumbuhan tulang belakang yang tidak bagus.

Tetapi frekuensi terjadinya saraf kejepit karena genetik sangat kecil, hanya saja seseorang bisa mengalaminya.

Dari faktor genetik, pasien bisa saja menderita skoliosis yang diturunkan didukung dengan aktivitas sehari-hari yang salah berisiko terjadi saraf kejepit.

Baca juga: Apakah Manajemen Nyeri bisa Menyembuhkan Saraf Kejepit? Ini Kata dr. Isrun Masari Sp.An, FIPM CIPS

Apakah faktor usia juga berperan dalam kejadian saraf kejepit?

dr. Ermawati menyampaikan, faktor usia biasanya memang mempengaruhi.

Karena saraf kejepit terjadi paling banyak pada usia senja dan usia produktif.

Pada usia tua, saraf kejepit berhubungan dengan kerapuhan tulang (osteorporosis)

Sedangkan pada usia produktif saraf kejepit terjadi karena aktivitas sehari-hari yang salah.

Seseorang dengan usia produktif tentu bekerja ataupun yang terlalu berat, berkendaraan di jalan yang terlalu jelek.

Masalah saraf kejepit biasanya banyak terjadi pada usia tua dan usia produktif apabila gaya hidupnya salah.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N. Seorang dokter spesialis neurologi RS Hermina Solo.

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)