TRIBUNHEALTH.COM - Perokok pasif ialah kita menghirup udara yang mengandung asap rokok padahal kita sendiri tidak merokok.
Pada pengghirup rokok elektrik, sudah bukan lagi perokok pasif namun menjadi perokok aktif.
Sampai saat ini dampak perokok biasa dan perokok elektrik sama saja.
Pada perokok pasif, tergantung dengan berapa lama menghirup asap rokok.
Secara continue atau sering menghirup asap rokok tentunya akan berdampak lebih luas.
Dampak menjadi perokok pasif ada yang dampaknya menjadi dampak yang segera atau dampak yang jangka panjang.
Baca juga: Dokter: Diare yang Tak Kunjung Membaik Dapat Sebabkan Komplikasi hingga Pengaruhi Kinerja Jantung
Apabila terjadi dampak segera atau jangka pendek, dan sudah memiliki penyakit pada pernapasan saat menghirup asap rokok itu maka akan kambuh.
Banyak yang merasa bahwa saat didalam ruangan yang banyak asap rokok mata menjadi pedih, dada terasa sesak, dan bisa juga sakit tenggorokan.
Tetapi ada banyak dampak jangka panjangnya bisa menjadi penyakit paru obstruktif kronik
Penyakit paru obstruktif kronik 90% akibat dari perokok.
Yang lebih berat lagi ialah kanker paru.
Perokok pasif bisa sampai 25% menderita kanker paru.
Baca juga: Terjadinya Diare Bisa Disebabkan karena Adanya Infeksi, Dokter: Akibat Virus, Bakteri atau Parasit
WHO sudah menjelaskan bahwa dampak dari perokok pasif sangat besar, hampir sama degan perokok aktif.
Penyakit paru obstruktif kronik sudah mengalami kelainan saluran nafas yaitu menjadi lebih kaku, melebar, tidak elastis lagi.
Paru obstruktif seperti asma, tetapi tidak memiliki keturunan asma.
Penderita penyakit paru obstruktif selalu sessak sehari-hari.
Hal yang bisa kita lakukan adalah, hanya untuk tidak menjadi lebih parah.
Penyakit ini sama seperti asma tetapi tidak memiliki keturunan asma.
Baca juga: Menurut Dokter Gigi, Penyebab Pasti Sariawan Harus Diidentifikasi Terlebih Dahulu
Penderita paru obstruktif ini selalu mengalami sesak sehari-hari.
Hal yang bisa dilakukan untuk penderita paru obstruktif kronik ini adalah agar tidak menjadi lebih parah.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung News Video bersasma dengan dr. Pad Dilangga, Sp.P, Dokter rumah sakit Graha Husada. Rabu (14/4/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)