TRIBUNHEALTH.COM - Dr. drg. Munawir Usman, M.AP menjelaskan jika pada kondisi tersebut, logikanya lebih cenderung kepada faktor sistem saraf makhluk hidup pada umumnya.
Sistem saraf terintegrasi secara keseluruhan.
Apalagi gusi merupakan bagian dari rongga mulut dan mata berada di daerah kepala.
Baca juga: Berikut Tips Merawat Kulit Agar Glowing, Bisa Dilakukan di Rumah Saja
Baca juga: Tips Mengatasi Sakit Gigi saat Berpuasa
Dalam artian, kondisi atau letak secara anatomical dari saraf mata atau orbita maupun saraf pada rongga mulut terbagi atas saraf maksila pada rahang atas maupun mandibula pada rahang bawah yang berdekatan.
Apabila terjadi infeksi pada salah satu saraf yang mengenai rongga mulut seseorang dapat berdampak pada saraf yang berdekatan dengan saraf tersebut.
Maka dari itu biasanya masyarakat banyak yang khawatir untuk melakukan pencabutan gigi.
Hal ini dikarenakan takut jika menyebabkan kebutaan.
Kondisi ini sebenarnya perlu diluruskan.
Logika yang dibangun bahwa ini merupakan persoalan saraf sistem integrasi.
Pada tindakan pencabutan gigi jika dilakukan secara baik dan benar, tidak akan mengganggu saraf yang lain.
Akan tetapi jika terjadi penyakit atau infeksi pada salah satu organ tertentu, akan saling mempengaruhi.
Baca juga: Apakah Pasta Gigi saat Hamil Perlu Dibedakan dengan Sebelum Hamil Dok?
Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Rasa Mual saat Menyikat Gigi pada Usia Kehamilan Trimester Pertama Dok?
Jangankan di saraf penglihatan atau mata, bahkan infeksi bakteri pada gigi dapat bermutasi atau mentransfer ke organ lain seperti paru-paru hingga jantung.
Pernah terdapat kasus pada pasien yang mengalami penyakit jantung akibat dikarenakan ada lubang gigi.
Sehingga dapat disimpulkan jika pada tubuh menganut sistem terintegrasi secara keseluruhan.
Penjelasan Dr. drg. Munawir Usman, M.AP dalam YouTube Tribun Health edisi 29 April 2021.
(TribunHealth.com/Dhiyanti)
Berita lain tentang kesehatan gigi ada di sini.
Baca tanpa iklan