Pertanyaan:
“Apakah wanita perlu menjalani terapi hormon atau stimulasi ovulasi sebelum program IUI ini, dokter?”
(Jurnalis TribunHealth.com dalam Momspiration “Saat Garis Dua Tak Kunjung Datang, Harapan Baru dengan Program IUI (Insemenasi Intrauterin)”, Senin (4/8/2025))
Jawaban Dokter:
“Pasti. Jadi, terapi yang sering dipakai untuk terapi hormon tuh maksudnya ini ya, untuk induksi ovulasi atau stimulasi.
Stimulasi ovulasi itu pasti dengan obat-obat hormon. Obat-obat ini bisa digunakan yang obat minum, ya.
Obat minum saja biasanya clomifene citrat.
Dan bisa kita kombinasi seperti yang saya bilang tadi. Pada hari ke-8 dan ke-9 tuh kita suntikin namanya ini ya, rekombinan FSH.
Jadi rekombinan FSH itu itu seperti hormon otak yang merangsang sel telur itu dibuat rekombinan DNA-nya.
Jadi direkayasa genetika, terus didapatkan obat yang persis seperti hormon FSH.
Nah itu kita suntikin.
Itu untuk merangsang sel telur untuk berkembang. Jadi terjadi folikulogenesis namanya. Dia dari kecil membesar.
Nah untuk mecahin telur ini membuat dia ovulasi, nah, harus dipecahin tuh telurnya keluar.
Itu kita pakai hormon yang namanya HCG ya…
Itu semua bisa kita kerjakan karena memang umumnya kita berikan obat-obat ini tujuannya adalah untuk mematangkan sel telur dan memperbanyak sel telur untuk meningkatkan probabilitas terjadinya pembuahan, gitu.
Makanya stimulasinya pada hari tertentu.
Jadi, kalau sudah hari kelima, sel telur itu sudah berkembang.
Maka sudah terbentuk namanya sel telur yang dominan.
Kalau kita picuh, kita kasih obat perangsang sel telur, hanya sel telur ini yang berkembang, cuman satu.
Makanya kita rangsangnya sebelum hari kelima.
Sekitar hari ketiga, gitu. Hari keempat, gitu.
Sehingga sel telur yang dirangsang banyak.
Sehingga dia banyak yang berkembang. Gak cuman satu. Kalau sudah hari kelima, cuman satu, gitu.
Jadi, induksi ovulasi biasanya dikerjakan atau simulasi itu pada hari ketiga, gitu.”
Saksikan penjelasan lengkapnya lewat tayangan berikut:
Artikel Berikutnya: Menu Makan Sehat untuk Pasangan yang Program Hamil, Ada Telur hingga Tiram
Pola makan sangat penting bagi siapapun yang merencanakan kehamilan.
Pola makan yang baik mendukung kesuburan sehingga meningkatkan peluang kehamilan.
Tidak hanya itu, gizi juga berperan dalam menjaga kesehatan ibu dan janin selama kehamilan.
Melansir Verywell Fit, berikut ini inspirasi menu sehat yang cocok untuk program hamil.
1. Asparagus
Asparagus adalah makanan super kaya nutrisi.
Dalam 1 porsi cangkir, Anda akan mendapatkan nilai penuh vitamin K harian, 60 persen nilai folat harian, dan lebih dari 20 persen nutrisi penting lainnya seperti vitamin A, vitamin C, dan vitamin B thiamin.
2. Tiram
Tiram muncul di hampir setiap daftar makanan kesuburan.
Mereka dikemas dengan nutrisi yang meningkatkan kesuburan.
3. Kuning Telur
Kuning telur memasok hampir seluruh zat besi, kalsium, seng, vitamin B6, folat, dan vitamin B12 pada telur.
Mereka juga mengandung 100 persen vitamin A pada telur.
Kuning telur dari ayam yang dipelihara di padang rumput juga sangat kaya akan asam lemak omega-3 EPA dan DHA yang meningkatkan kesuburan dan vitamin A, D, E, dan vitamin K2 yang larut dalam lemak.
Alasan bagus lainnya untuk mengonsumsi telur: Telur adalah sumber protein tanpa lemak yang murah, yang juga terbukti baik untuk kesuburan pria dan wanita.
Telur juga mengandung kolin, yang dapat mengurangi risiko beberapa cacat lahir. Namun, tidak semua penelitian menemukan manfaat ini.
4. Kacang kenari
Kacang kenari kaya akan asam lemak omega-3 dan omega-6.
Hal inilah yang mendorong para peneliti untuk mempertimbangkan apakah produk tersebut dapat mendukung kesuburan.
Dalam sebuah penelitian kecil, 117 pria dibagi menjadi dua kelompok: satu kelompok menghindari makan kacang pohon dan kelompok lainnya makan 75 gram kenari setiap hari.
Percobaan dimulai dan 12 minggu kemudian, para pria tersebut memberikan sampel air mani.
Setelah 12 minggu, kelompok yang mengonsumsi kenari mengalami peningkatan dalam vitalitas, pergerakan, dan bentuk sperma.
Mereka juga melihat lebih sedikit kelainan kromosom pada sampel sperma mereka setelah makan kenari.
Kelompok kontrol tidak mengalami perubahan.
5. Salmon liar
Salmon ada di hampir semua daftar makanan super, baik yang berfokus pada kesuburan ataupun tidak.
Bukan tanpa alasan.
Salmon kaya akan asam lemak esensial dan omega-3 yang terbukti bermanfaat bagi kesuburam.
Ikan jenis ini juga merupakan ikan rendah merkuri.
Salmon juga merupakan sumber selenium dan vitamin D.
Selenium adalah vitamin penting untuk kesehatan sperma, dan kadar vitamin D yang rendah tampaknya dikaitkan dengan kesuburan yang buruk pada pria dan wanita.
Faktanya, salmon adalah salah satu tempat terbaik untuk mendapatkan nilai harian vitamin D yang direkomendasikan.
(TribunHealth.com)