TRIBUNHEALTH.COM - IUI atau Inseminasi Intrauterin merupakan salah satu prosedur medis dalam program kehamilan buatan.
Prosedur ini dilakukan untuk membantu pasangan yang mengalami masalah kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Dengan menempatkan sperma langsung ke dalam rahim, jarak tempuh sperma menuju sel telur menjadi lebih pendek, sehingga peluang terjadinya pembuahan pun meningkat.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai IUI, kita bisa bertanya langsung dengan dokter kandungan berkompeten seperti dr. Soffin Arfian, Sp. OG, MBA, FEGRF.
dr. Soffin Arfian, Sp. OG, MBA, FEGRF, yang merupakan Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan dari RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
Baca juga: Dok, Seberapa Umum Prosedur IUI Dilakukan di Indonesia?
Pertanyaan:
Tahapan medis yang perlu dilalui pasangan saat mengikuti program IUI seperti apa dok?
Ulya, di Boyolali
dr. Soffin Arfian, Sp. OG, MBA, FEGRF menjawab:
Yang paling penting dalam program hamil, kita harus lakukan skrining apa penyebabnya, masalah ibu apa dan bapak apa.
Setelah kita tahu, baru kita program yang paling pas untuk pasangan ini.
Memang ada basic fertility screening, salah satunya kita memeriksa anatomi rahim untuk mengetahui ada tidaknya masalah.
Kemudian dicek saluran telur, tuba falopi dan rongga rahim apakah normal atau tidak dengan pemeriksaan HSG.
Selain itu, dicek juga sel telur dengan transvaginal pada siklus awal untuk menentukan cadangan telur, di hari ketiga dan maksimal hari kelima.
Baca juga: Dok, Apa Perbedaan IUI dengan IVF atau Bayi Tabung?
Pada siklus pertengahan, kita cek sel telur ini apakah sudah ada perkembangannya dan sudah ovulasi atau belum.
Saat pemeriksaan ini sel telur dicek bagus atau tidak, berkembang atau tidak.
Selanjutnya yakni pemeriksaan sperma analisa.
Pemeriksaan pertama dilakukan USG, skrining dan sebagainya. Kemudian dilakukan pemeriksaan HSG untuk memeriksa saluran telur.
Pada siklus hari ke-12, kita cek telur apakah berkembang dan dilanjut cek sperma.
Saat kontrol kedua, sudah dapat hasil HSG dan cek sperma, sehingga pada hari ke-12, kita sudah dapat data mengenai rahim, indung telur, HSG saluran telur, cadangan telur, saat ini telur bagaimana apakah ovulasi atau tidak, serta kondisi sperma apakah bagus atau tidak.
Baca juga: Dok, Bisa Dijelaskan Mengenai Program IUI atau Inseminasi Intrauterin?
Setelah kita tahu hasil dari pemeriksaan ini, dan hendak dilakukan inseminasi, maka telur diberikan obat untuk induksi ovulasi.
Setelah sel telur berkembang, pada hari ke-8 atau ke-9, kita bantu dengan obat stimulasi suntik.
Risiko dari program hamil, terutama dengan stimulasi baik itu normal, inseminasi adalah bayi lebih dari satu atau bayi kembar.
Profil dr. Soffin Arfian, Sp. OG, MBA, FEGRF
Ia merupakan Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan.
dr. Soffin merupakan alumni pendidikan Kedokteran Spesialis Obstetri dan Ginekologi Universitas Airlangga.
Beliau juga anggota dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
Saat ini ia berpraktek di RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
Baca juga: 6 Fakta Sulit Hamil pada Pria dan Wanita, dari Stres hingga Pola Makan yang Buruk
Cek artikel dan berita kesehatan lain di
(TribunHealth.com)
Dapatkan Wellness Vitamin D3 1000 IU di sini
Wellness Vitamin D3 1000 IU
Manfaat :
- Meningkatkan imunitas, sebagai anti inflamsi dan antimikroba (bakteri, virus dan jamur)
- Menjaga kesehatan jantung, mencegah terjadinya serangan jantung dan stroke.
- Berperan juga dalam mengatur detak jantung
- Menjaga kesehatan paru-paru, otak dan saraf
- Mengontrol tekanan darah dan menjaga kesehatan dinding arteri
- Mengurangi resistensi insulin
- Membantu mencegah pikun, kanker, masalah kulit seperti psoriasis
- Membantu mengatasi nyeri tulang (osteomalacia) dan mempertahankan struktur tulang yang baik.
- Menguatkan tulang dan otot
- Mendukung fertilitas atau kesuburan
- Kekurangnnya dapat mengakibatkan diabetes, kanker, multiple sclerosis, rheumatoid arthritis, memicu depresi, cidera otot, gangguan hati, resiko serangan jantung dan kerusakan paru-paru pada infeksi COVID-19
Cara Konsumsi :
1 softgel/hari
Selling Point :
Bentuk softgel lebih cepat diserap dibandingkan bentuk tablet