Breaking News:

Pahami 4 Faktor Risiko Ibu Hamil Mengalami Keguguran atau Abortus

Menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes faktor risiko kehamilan dapat dibedakan menjadi 4 faktor.

freepik.com
ilustrasi ibu hamil yang mengalami keguguran, begini penjelasan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes 

TRIBUNHEALTH.COM – Keguguran adalah hal yang tidak diinginkan oleh setiap ibu hamil.

Untuk menghindarinya, seyogyanya ibu hamil mengetahui faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran atau abortus.

Untuk membahas mengenai kehamilan maupun kesehatan kandungan, kita bisa bertanya dengan dokter yang sudah berkompeten seperti Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes.

Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes merupakan seorang Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan).

Baca juga: Tidak untuk Gaya, Ini Manfaat Penggunaan Kawat Gigi alias Behel

Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes lahir di Surakarta, 08 Januari 1986.

Sejak lahir Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes tinggal di Surakarta, tepatnya di Jalan Brigjend Slamet Riyadi.

Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes memulai pendidikan S1 Kedokteran di UNS pada tahun 2004-2010.

ilustrasi mengalami keguguran, begini kata Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes
ilustrasi mengalami keguguran, begini kata Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes (pixabay.com)

Satu tahun berikutnya, Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes melanjutkan S2 Magister Kesehatan di kampus yang sama hingga tahun 2015.

Di tahun yang sama, yaitu tahun 2011-2016 Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes juga menempuh Program Spesialis Obstetri dan Ginekologi.

Kemudian pada tahun 2020 hingga sekarang, rupanya Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes juga sedang menghimpun ilmu di program Doktor, Fakultas Kedokteran UNS.

2 dari 4 halaman

Pasalnya sejak tahun 2016, Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes berkeja di berbagai rumah sakit, antara lain:

1. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSUD Simo (2016-2017)

2. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSUD Moewardi (2017-2020)

Baca juga: Pasangan Nekat Berhubungan Intim di Pinggir Jalan, Aksi Bejat Terekam Kamera

3. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSU Hidayah Boyolali (2016-sekarang)

4. Dosen Non PNS FK UNS (2016-2019)

5. Dosen PNS FK UNS (2019-sekarang)

6. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RS UNS (2019-sekarang)

7. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RS Indosehat Karanganyar (2020-sekarang)

Meskipun sangat sibuk, Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes juga menyempatkan waktu untuk melakuka beragam pengabdian masyarakat atau kegiatan sosial.

Tidak banyak orang tahu jika ternyata sejak tahun 2019-2020, Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes menjadi koordinator Pendidikan Dokter Muda Obstetri dan Ginekologi di RS dr. Moewardi.

Profil dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes
Profil dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes (Dokumentasi Pribadi dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes)
3 dari 4 halaman

Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes akan menjawab segala pertanyaan sobat sehat terkait kehamilan hingga kesehatan kandungan.

Pertanyaan:

Dalam dunia medis, apa saja faktor-faktor yang bisa memicu ibu hamil mengalami keguguran dok?

Wati, Tinggal di Bojonegoro.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes Menjawab:

Jadi ada faktor-faktor risiko terjadinya keguguran.

Faktor risiko tersebut dapat dibedakan, yaitu faktor dari ibunya sendiri, faktor janin, faktor plasenta, faktor eksternal atau lingkungan.

Baca juga: Gangguan Ereksi Tidak Bisa Diobati Hanya dengan Vitamin Saja, Begini Pengobatannya

Faktor ibu hamil

1. Penyakit

Jadi ibu sendiri pun seumpanya memiliki suatu penyakit, contohnya adalah penyakit hipertensi atau diabetes melitus.

4 dari 4 halaman

Penyakit ini akan memengaruhi terjadinya suatu risiko abortus, jadi jika hipertensinya tidak dikontrol secara teratur, kemudian tensinya diatas 140/90, dan tidak minum obat secara teratur.

Selain itu, diabetes melitus gula darah yang normal adalah 120.

Kalau dula darah sewaktunya mungkin 200 dan ibu hamil mungkin tidak pernah minum obat atau tidak menggunakan suatu injeksi maka juga akan memengaruhi terjadinya suatu abortus.

Jadi penyakit ini seperti hipertensi dan diabetes melitus atau mungkin juga penyakit tiroid ini harus dikontrol.

Baca juga: Terungkap Sosok Pemeran Video Viral 2 Menit 27 Detik di Kendari Sulawesi Tenggara, Begini Kronologi

Kondisi ini menyebabkan faktor risiko terjadinya abortus.

Ilustrasi alami infeksi, begini penuturan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes
Ilustrasi alami infeksi, begini penuturan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes (Freepik.com)

2. Infeksi

Kemudian yang kedua adalah suatu infeksi.

Jadi infeksi ini contohnya adalah mungkin ibu hamil membersihkan kotoran kucing.

Dimana bisa saja kucing ini tidak terawatt atau berisiko untuk terkena tokso plasma.

Jadi hal ini juga harus diperhatikan oleh ibu hamil yang berada pada trimester pertama.

Karena faktor risiko ini juga akan menyebabkan terjadinya faktor risiko abortus.

3. Berat badan

Kemudian selain itu adalah berat badan.

Kalau berat badannya normal, kemungkinan faktor risiko abortus akan berkurang.

Baca juga: Soal UTBK SNBT 2023: Tes Skolastik & Tes Literasi, Simak Jumlah Soal, Durasi Waktu dan Tata Tertib

4. Usia

Dianjurkan usia yang normal untuk hamil dan melahirkan adalah usia diantara 20-35 tahun.

Dimana kalau usia diatas 35 tahun, faktor risiko terjadinya abortus juga semakin tinggi.

Bahkan kalau usia diatas 45 tahun, angka kejadian abortus bisa sampai 45 persen.

Sehingga memang usia ini juga harus diperhatikan.

5. Gaya hidup

Dianjurkan bagi ibu hamil yang mungkin memiliki kebiasaan minum kopi, merokok dan minum alkohol adalah salah satu faktor risiko terjadinya abortus atau keguguran.

Faktor janin

Faktor janinnya sendiri juga sangat penting.

Baca juga: Apa Bahaya dari Aritmia Jantung? Berikut Ulasan dr. Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP

Ilustrasi kromosom, begini penjelasan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes
Ilustrasi kromosom, begini penjelasan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dr. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes (Freepik.com)

1. Kelainan kromosom

Faktor janin ini adalah yang paling banyak risikonya kelainan kromosom.

Kelainan kromosom memegang peranan yang sangat penting, bahkan sampai lebih dari 50 persen karena kelainan kromosom.

Dimana seumpamanya terjadi suatu mutasi genetic ya artinya terjadi suatu kelainan kromosom.

Mungkin kromosom normal adalah 46 ya pada janin, tapi kelainan ini membuat kromosomnya berjumlah 47 atau 45.

Kita tidak bisa melihat bahkan tidak bisa mengetahui karena kelainan kromosom ini kita lihat pada saat pembuahan, pada saat melakukan suatu fertilisasi atau pada saat pembelahan juga harus dilihat.

Baca juga: Pengakuan Pilu Marshanda, Tak Miliki Uang hingga Harus Tinggal di Ruko Tanpa Bayar

Faktor plasenta

Jadi plasenta disini adalah plasenta yang terbentuk sempurna pada usia kehamilan 16 minggu.

Tetapi memang plasenta ini mulai terbentuk adalah 2 minggu setelah pembuahan atau sekitar usia kehamilan 6 minggu.

Faktor plasenta ini kalau seumpamanya ada faktor hipertensi yang kemudian tidak terkontrol, ini juga menjadi faktor risiko yang kalau tidak dikendalikan maka akan terjadi suatu preeklamsia atau keracunan kehamilan.

Faktor eksternal atau lingkungan

Faktor lingkungan atau faktor eksternal ini juga memegang peranan penting.

1. Trauma atau kecelakaan

Contohnya misalnya adalah trauma atau suatu kecelakaan, hal ini menjadi faktor risiko terjadinya abortus atau keguguran.

2. Polusi udara

3. Adanya pestisida

4. Radiasi

Contohnya adalah radiasi rontgen, kalau masih trimester pertama dianjurkan untuk tidak melakukan rontgen.

Ini adalah faktor yang berisiko terjadinya abortus atau keguguran.

Baca juga: Polisi Datangkan Tenaga Ahli Gara-gara Beda Pengakuan Sopir & Penumpang Bus Kecelakaan di Guci Tegal

Klik di sini untuk mendapatkan referensi susu ibu hamil yang aman dikonsumsi.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comibu hamilKeguguranAbortusdr. Hafi Nurinasari
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved