TRIBUNHEALTH.COM – Seseorang yang memiliki ekspektasi tinggi terlihat optimis dan bersemangat dalam menjalani kehidupan.
Sosoknya sering menjadi inspirasi dan disukai oleh banyak orang.
Namun perlu diketahui jika memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi tidaklah selalu baik.
Hal ini membuat seseorang menjadi tidak pernah puas dengan apa yang sudah ia dapatkan, bahkan menjadi memiliki ambisi yang tidak masuk akal.
Ketika seseorang mengalami mood swing dan ekspektasinya tidak sesuai yang dia harapkan maka bisa menyebabkan seseorang merasa sedih yang berlebihan.
Baca juga: Mata Minus Tak Bisa Berkurang, Ketahui Alasannya menurut dr. Muhammad Irfan K, M.Kes, Sp.M
Baca juga: Penggunaan Gas Air Mata pada Laga Arema vs Persebaya Disorot, Benarkah Bisa Sebabkan Kematian?
Namun ketika ekspektasinya sesuai harapan, ia cenderung berbahagia terlalu berlebihan.
Untuk mengetahui solusi dan tips dalam menangani masalah psikologis, kita bisa bertanya langsung dengan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi.
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. merupakan seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. memiliki sebuah yayasan bernama Praktik Psikolog Indonesia.
Yayasannya kini tersebar di berbagai wilayah.
Seperti Bintaro, Rawamangun, Tangerang Selatan, Cileungsi, dan Semarang.
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. juga merupakan psikolog di www.praktekpsikolog.com
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. akan menjawab berbagai pertanyaan terkait masalah psikologis sebagai berikut.
Baca juga: Penderita Hipertensi Terus Meningkat, Benarkah Marah-marah Menjadi Pemicu Terjadinya Hipertensi?
Baca juga: Apakah Mencukur Rambut Efektif Basmi Kutu Rambut? Ini Kata dr. Arieffah, Sp. KK
Pertanyaan:
Apakah ekspektasi yang terlalu tinggi ketika mood swing bisa memberikan dampak yang tidak baik pada kesehatan mental?
Devi, Tinggal di Magetan.
Ahli Psikolog, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. Menjawab:
Iya, tentunya ketika dia berekspektasi pada orang lain terlalu berlebihan dan terlalu banyak sehingga dia merasa dirinya benar dan merasa bahwa orang lain salah.
Cara pandangnya banyak ke egosentris atau dirinya sendiri.
Dia merasa bahwa dirinya paling benar daripada orang lain, dia merasa bahwa lingkungan yang tidak sesuai dengan ekspektasi dia adalah salah sehingga berdampak ketika dia kecewa menjadi langsung down.
Oleh sebab itu, harus mengelola mood swing.
Ketika sedih ya jangan sedih, ketika gembira juga jangan terlalu gembira, jadi biasa saja.
Baca juga: Mata Minus Bisa Dihilangkan Melalui Operasi, Ini Metodenya Menurut dr. Muhammad Irfan K, Sp.M
Baca juga: Tak Sembarangan, Ini Bentuk Sikat Gigi yang Paling Dianjurkan Digunakan Menurut drg. Riona Ulfah
Jadi jangan terlalu berharap pada penghargaan orang lain.
Jadi kadang kala orang terlalu berharap pada orang lain.
Apresiasi dan penghargaan adalah pembentukan lingkungan, jadi mengapa kita haus akan sanjungan dan penghargaan.
Misalnya orang yang cantik ingin dipuji cantik, orang yang pintar ingin dipuji pintar.
Baca juga: dr. Ni Made Hustrini, Sp.PD-KGH Paparkan 4 Kelompok Rentan terhadap Hipertensi, Berikut Ulasannya
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.