TRIBUNHEALTH.COM - Seringkali kita melihat orang dengan gangguan jiwa yang sudah melakukan tindakan tidak normal.
Tahap awal biasanya orang dengan masalah kejiwaan, kemudian tahap selanjutnya ialah ODGJ atau orang dengan gangguan jiwa.
Memang yang seringkali kita lihat adalah ODGJ, karena memang sudah dengan gejala.
Tetapi yang belum terlalu disadari atau terlihat karena mungkin dianggap bukan gangguan yakni orang dengan masalah kejiwaan.
Tetapi yang belum terlalu disadari atau terlihat karena mungkin dianggap bukan gangguan yakni orang dengan masalah kejiwaan.
Orang dengan masalah kejiwaan termasuk kita dalam kehidupan sehari-hari misalnya kadang kala merasa stress, depresi, kesedihan atau merasa tertekan.
Dengan perasan-perasaan seperti ini otomatis memiliki faktor resiko, apabila tidak bisa ditangani bisa menjerumus ke gangguan jiwa.

Baca juga: 5 Fakta Menarik Onikofagia, Kebiasaan Gigit Kuku yang Dikaitkan dengan Gangguan Jiwa
Jika sudah didiagnosis sebagai satu gangguan jiwa, artinya sudah bermanifestasi dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan penderita tersebut tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai manusia yang utuh dikarenakan sudah bebrbeda dengan orang pada umumnya.
dr. Karina Ansheila menyampaikan, gangguan jiwa maupun gangguan mental bukan keturunan karena jiwa setiap individu pada dasarnya berbeda-beda.
Gangguan jiwa bukanlah warisan dari keturunan.
Seseorang yang mengalami gangguan jiwa maupun gangguan mental bisa saja karena mengalami gangguan secara psikis, mental dan emosional yang tidak bisa diselesaikan hingga akhirnya bermanifestasi menjadi gangguan perilaku yang tidak normal.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Manado bersama dengan dr. Karina Ansheila, M.Kes.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)